my picture

my picture
pribadi

Sabtu, 14 Januari 2012

PSIKOLOGI ABNORMAL


PSIKOLOGI ABNORMAL

Kebanyakan kita pasti pernah mengalami saat-saat cemas,tertekan, marah yang tak beralasan,atau merasa tidak sanggup menghadapi kerumitan hidup. Upaya mengembangkan kehidupan yang bermakna dan memuaskan tidaklah mudah dalam era perubahan sosial dan tekhnologi yang sangat cepat ini. Nilai-nilai sosial dan agama yang memberi perasaan aman pada orang-orang terdahulu tidak lagi dapat memberikan pedoman perilaku yang jelas dan dianggap benar. Berbagai faktor menunjukkan bahwa kehidupan saat ini jauh lebih menekan dibandingkan dengan satu abad yang lalu. Meningkatnya penggunaan obat-obat penenang,pil tidur, alkohol dan obat-obatan lainnya, meningkatnya tindakan kriminal sehingga makin meningkatnya upaya untuk mendapatkan ketenangan yang melegakan melalui meditasi dan berbagai bentuk terapi. Sehingga saat ini sulit menemukan orang yang dapat menempuh kehidupan tanpa pernah mengalami saat-saat kesepian,ragu-ragu, dan putus asa. Dalam materi ini kita akan membahas beberapa individu yang telah menyerah dan tidak dapat mengatasi masalahnnya sendiri dan beberapa individu yang telah mengembangkan gaya hidup yang merusak diri sendiri. Kita juga akan membahas berbagai cara yang tidak efektif untuk mengatasi masalah kehidupan. Perilaku yang kita bahas digolongkan sebagai “abnormal” walau seperti yang kita lihat, garis pemisah antara perilaku “normal” dan “anormal” masih tipis atau masih jauh dari jelas. Karena kedua perbedaan tersebut adalah hal relatif  tergantung dari sudut pandang masing-masing.

PERILAKU ABNORMAL
Definisi Keabnormalan
Apa yang dimaksud dengan perilaku “abnormal” dengan kriteria apa kita dapat membedakan perilaku abnormal dari perilaku normal. Tidak terdapat kesepakatan umum,tetapi ada beberapa cara untuk menerangkan keabnormalan yang didasarkan pada satu definisi atau lebih definisi berikut.
  
1. Penyimpangan Dari Norma statistik
     Didasarkan frekuensi statistik. Artinya perilaku abnormal secara statistik (kebanyakan orang      pada populasi tertentu) tidak terdapat atau menyimpang dari norma, misalnya karakeristik      tinggi,berat badan,kecerdasan.

2. Penyimpangan Dari  Norma Sosial
     Mengikuti/sesuai tidaknya perilaku individu dengan norma masyarakat tertentu. Masalah      timbul bila penyimpangan dari norma sosial digunakan sebagai kriteria untuk menentukan      keabnormalan karena perilaku yang dianggap normal oleh masyarakat tertentu belum      tentu normal oleh masyarakat lain. Jadi gagasan tentang keabnormalan atau kenormalan      berbeda dari satu masyrakat ke masyarakat lain.

3.  Perilaku Maladaptif
      Ilmuwan sosial yakin kriteria yang paling penting adalah bagaimana perilaku tersebut       berpengaruh pada pribadi seseorang/kelompok sosial
 Dikatakan abnormal bila bersifat maladaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan) dan bila hal tersebut mempunyai dampak yang merugikan pada seseorang atau masyarakat.
Mengganggu kesejahteraan individu tersebut misalnya seseorang yang takut pada keramaian sehingga tidak mampu naik bis pada waktu berangkat kerja, seorang pemabuk yang minum begitu banyak sehingga sering berpindah tempat kerja.
Perlaku yang menyimpang lainnya yang berbahaya bagi masyarakat misalnya seorang pemuda yang sering bertindak brutal di lingkungannya,seorang penderita paranoid yang merencanakan membunuh beberapa pejabat pemerintah.

4. Kesusahan Pribadi
Menganggap keabnormalan dari sudut perasaan subjektif seseorang dan bukan dari perilaku orang tersebut. Penderitaan-penderitaan bathin seperti selalu khawatir,menderita bathin atau gelisah,tidak dapat tidur,kehilangan nafsu makan dan mengalami berbagai rasa sakit dan nyeri. Semua masih gejala keabnormalan ; perilaku masih tampak normal bagi pengamat awam.

Jenis-Jenis Perilaku Abnormal
1. Gangguan Kecemasan
Sebagian besar kita merasa cemas dan tegang bila menghadapi situasi yang mengancam dan menekan. Persaan ini merupakan reaksi yang normal terhadap stress. Kecemasan dianggap abnormal bila terjadi dalam situasi yang oleh kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah. Gangguan kecemasan mencakup sekelompok gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama(kecemasan merata dan gangguan panik) atau kecemasan dialami bila individu berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentunya (fobia dan obsesi kompulsif)

a. Gangguan kecemasan merata dan Gangguan Panik
- Kecemasan merata (generalized anxiety)
Selalu merasa bersalah/khawatir, cenderung memberikan respon yang berlebihan pada stress yang ringan. Setiap hari hidup dalam ketegangan. Terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sult sekali berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
Keluhan fisik yang lazim antara lain tidak dapat tenang,tidur terganggu,kelelahan,macam-macam sakit kepala,kepeningan,jantung berdebar-debar.
- Gangguan  Panik (Panic attacks)
Keadaan tiba-tiba yang penuh dengan keprihatinan atau teror akut yang meluap-luap. Pada saat serangan panik individu  merasa yakin bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan gejala seperti jantung berdebar-debar,kehabisan nafas,berkeringat, otot-otot bergetar,kepusingan, dan rasa muak. Semua ini akibat dari aktifnya bagian simpatetik sistem saraf otonomik.
 Saat serangan panik individu takut bahwa dia akan mati. Individu yang mengalami gangguan kecemasan merata dan serangan panik biasanya tidak tahu sebabnya mengapa mereka tercekam ketakutan. Kecemasan semacam ini disebut “mengambang dengan bebas” (free-floating) karena hal ini tidak disebabkan oleh suatu stimulus atau peristiwa tertentu tetapi terjadi dalam berbagai situasi. Peristiwa eksternal tidak begitu menjadi penyebabnya dibandingkan dengan perasaan dan konflik yang ada dalam individu itu sendiri.
-Fobia
Berbeda dengan angguan kecemasn merata,gangguan fobia mengandung ketakutan yang spesifik. Seseorang yang bereaksi dengan ketakutan yang amat sangat terhadap suatu stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan orang tidaklah sangat berbahaya,disebut orang yang fobia. Orang tersebut biasanya menyadari bahw ketakutanya itu tidak rasional tapi dia tetap merasakan kecemasan(mulai dari rasa rasa serba salah yang amat sangat sampai panik) yang hanya dapat diredakan dengan menghindari benda atau situasi yang menakutkan itu. Rasa takut biasanya tidak didiagnosa sebagai gangguan fobia apabila rasa takut tersebut tidak sangat mengganggu kehidupan sehari-hari individu tersebut. Contoh gangguan fobia seorang wanita yang takut akan ruangan tertutup,sehingga dia tidak berani naik lift (dia menolak beberapa tawaran kerja hanya karena kantornya ada di atas lantai dua) atau seorang laki-laki yang takut akan kerumunan orang banyak sehingga dia selalu mencegah untuk menghadiri gedung pertunjukan atau berjalan di sepanjang trotoar yang penuh sesak.
Bagaimana fobia dapat berkembang?
1. Teori belajar : beberapa fobia mungkin disebabkan oleh pengalaman yang menakutkan.
                               (mengembangkan rasa takut naik pesawat setelah mengalami musibah udara
                                 Atau takut anjing setelah perah digigit anjing)
2. Pengamatan    : Seorang anak yang mengamati orang tuanya yang bereaksi pada situasi ter-
                                  Tentu dengan rasa takut dapat menghayati reaksi tersebut sebagai reaksi
                                  Yang normal. Para orang tua yang penakut cenderung akan menghasilkan
                                  Anak-anak yang penakut pula karena orang tua yang penakut menjadi                                   model untuk ditiru anak-anak.
3. Diberi imbalan  : Fobia yang terjadi karena pada saat-saat tentu seseorang tidak mau                                         kehilangan/berpisah dengan orang terdekatnya(orang tua) sehingga                                         selalu mencari alasan untuk tetap dekat dengan orang yang                                         disayanginya. Dan alasanya selalu diterima sehingga dia mendapat                                         imbalan yaitu bisa tetap dekat dengan orang –orang tersayangnya.
                                        Misalnya fobia sekolah pada anak kecil biasanya bukan takut pada                                         sekolahnya tapi takut berpisah dengan ibunya. Karena selalu ingin                                         berdekatan dengan ibunya menciptakan berbagai alasan misalnya                                         dengan sakit perut, jika si ibu juga takut berpisah dengan anaknya akan                                         mengalah pada alasannya maka si anak akan mendapat imbalan yakni                                         kesenangan tinggal di rumah dengan ibunya.
                                        Rasa takut berpisah yang mendapat imbalan pada masa kanak-kanak                                        dapat berkembang menjadi fobia agora sebagai respon terhadap                                         terhadap stress dikemudian hari.
4. Teori Psikoanalisis  : Fobia berkembang sebagai pertahanan melawan impuls yang dirasa                                              individu dapat berbahaya. Misalnya individu yang mengalami                                             kecemasan karena memiliki dorongan homoseksualitas menghindari                                  timbulnya impuls homoseksualitas dengan tetap tinggal                                               dirumahnya,menjauhi teman laki-laki, dan tidak menggunakan wc                                               umum.

- Gangguan obsesi kompulsif
Orang yang mengalami gangguan obsesi kompulsi merasa terpaksa berpikir tentang hal-hal tidak mereka inginkan.
Obsesi      : gangguan terus menerus dari pikiran/bayangan yang tidak diinginkan
Kompulsi : desakan yang tak tertahankan untuk melaksanakan tindakan/ritual rutin tertentu.
Pikiran obsesi dapat dikaitkan dengan tindakan kompulsif (misalnya,pikiran tentang kuman penyakit yang dihubungkan dengan kompulsi untuk mencuci alat-alat makan berkali-kali sebelum dipakai).
Individu yang mengalami gangguan obsesi kompulsif,pikiran dan desakan ini sangat mengganggu tetapi merasa tak berdaya mengendalikannya

Memahami Gangguan Kecemasan
Kita tidak mengetahui mengapa beberapa orang mengalami kecemasan yang kronis tetapi reaksi mereka tampaknya mencerminkan perasaan kekurangan dalam meghadapi stress yang mereka hayati sebagai ancaman. Teori Psikoanalisa berasumsi bahwa sumber kecemasan bersifat internal dan tidak disadari. Orang menekan impuls tertentu yang dianggap tidak dapat diterima atau “berbahaya” yang akan mengancam harga diri atau hubungan dengan orang lain kalau impuls itu diekspresikan. Impuls yang bersifat seksual dan agresif apabila diungkapkan individu akan mengalami kecemasan yang amat sangat. Karena sumber kecemasan ini tidak disadari,orang tidak tahu mengapa dia merasa cemas.
Dari sudut pandang psikoanalisa fobia merupakan cara untuk mengatasi kecemasan dengan mengalihkannya pada benda atau situasi yang dapat dihindari. Obsesi  dan kompulsif juga berfungsi untuk melindungi individu dari kesadaran akan adanya sumber ancaman yang sebenarnya. Pikiran obsesi merupakan impuls yang tidak dapat diterima (rasa permusuhan,sifat merusak,desakan seksual yang tidak wajar) yang telah ditekan dan agaknya muncul kembali dalam bentuk lain. Orang merasa bahwa impuls itu bukan merupakan bagian dari dirinya dan dia dapat melakukan tindakan kompulsif untuk melepaskan atau membebaskan impuls yang terlarang.
Menurut teori belajar sosial,kecemasan lebih ditimbulkan oleh peristiwa eksternal tertentu ketimbang oleh konflik internal. Seorang yang menderita kecemasan merata merasa bahwa dia tidak dapat mengendalikan situasi kehidupan yang bermacam-macam sehingga perasaan kecemasan hampir selalu ada. Fobia dianggap sebagai respon penghindaraan yang dapat dipelajari secara langsung (melalui pengalaman yang menakutkan). Perilaku obsesi kompulsi tetap ada karena ini agaknya dikaitkan dengan pengurangan kecemasan. Misalnya seorang yang terganggu oleh pikiran takut kuman atau penularan penyakit tertentu dapat beranggapan bahwa mencuci tangan sebentar sebenar akan melegakan rasa takut semacam itu. Oleh karena itu cuci tangan dapat diasosiasikan dengan pengurangan kecemasan dan sedikit demi sedikit menjadi respon yang ritual bilamana orang tersebut merasa cemas.Pada saat-saat stress individu mengurangi kecemasan dengan menggandakan upaya mereka agar menjadi lebih hati-hati,mengecek segala sesuatu tidak cukup hanya dua kali tetapi lima atau enam kali.

2.  Gangguan afektif
      Gangguan afektif adalah gangguan pada afeksi atau suasana hati (mood). Orang yang       terganggu ini dapat mengalami depresi atau manik (girang yang tidak wajar) yang parah       atau dapat berganti-ganti antara saat-saat depresi atau manik (girang yang tidak wajar)       yang parah dan dapat berganti-ganti antara saat-saat depresi atau saat-saat panik.       Perubahan suasana hati semacam ini mungkin saja sangat parah sehingga individu tersebut       perlu dirumahsakitkan.

-         Episode manik
Episode manik ringan (hipomania) orangnya penuh energi ,antusias  dan percaya diri. Terus berbicara, berpindah-pindah kegiatan tanpa memikirkan waktu tidur yang cukup, dan membuat rencana-rencana besar tetapi tidak diimbangi dengan pelaksanaannya. Perilaku manik bersifat mendesak dan seringkali lebih mengekspresikan rasa kebencian daripada kegembiraan.
Episode manik yang parah ( mania) berperilaku seperti konsep yang terkenal tentang “raving maniak” . Mereka sangat bersemangat dan harus selalu aktif. Mereka dapat bolak-balik,menyanyi,berteriak, atau memukul-mukul dinding selama berjam-jam. Akan marah dan menjadi ganas bila ada orang yang mengganggu kegiatan mereka. Rangsangan ( termasuk rangsangan seksual) segera diekspresikan dalam tindakan dan kata-kata. Mereka bersifat rancu dan tidak terorientasi serta mungkin mengalami delusi tentang kekayaan,pekerjaan, atau kekuatan yang besar.

-Gangguan manik- depresi
Individu yang mengalami manik dan mengalami depresi secara berganti-ganti dalam suatu episode yang bersamaan. Kondisi ini disebut sebagai gangguan bipolar; individu beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan yang lain.
Gangguan bipolar atau gangguan manik depresif jarang terjadi. Gangguan manik depresif berbeda dengan gangguan afeksi lainnya karena gangguan ini cenderung terjadi pada usia yang lebih muda,lebih mungkin terjadi dalam keluarga,memberi respons pada beberapa pengobatan terapis yang berbeda, dan mudah terjadi lagi bila tidak diobati.

-Skisofrenia
  Gangguan yang ditandai dengan parahnya
a.     Kekacauan kepribadian.
b.     Distorsi realita.
c.      Ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya muncul pada umur sangat muda; puncaknya antara umur 25 th-35 th. Kadang-kadang berkembang secara lamban sebagai proses yang sedikit demi sedikit. Meningkat pada perilaku mengasingkan diri dan perilaku yang tidak wajar. Gangguan skisofrenia dapat juga terjadi secara tiba-tiba, ditandai dengan kerancuan yang intens dan kekacauan emosi. Kasus ini timbul dengan segera yang disebabkan oleh adanya saat stress pada individu yang memiliki gaya hidup :
− Cenderung menyendiri.
  Suka bekerja sendiri.
  Merasa tidak aman.
Ciri-ciri Skisofrenia :
a. Kekacauan Pikiran dan Perhatian.
     Kesulitan umum untuk menyaring stimulus yang relevan. Individu tersebut menanggapi      begitu banyak stimulus yang bersamaan dan sulit mengambil makna.
     Pembicaraan para penderita ini tidak relevan, tidak ada ujung pangkalnya.
b. Kekacauan  Persepsi.
     Dalam fase yang akut seringkali dilaporkan bahwa dunia tampak lain bagi penderita      tersebut. Ketidakmampuan memahami sesuatu sebagai suatu keseluruhan.
c.  Kekacauan Afektif.
     Tidak dapat merespon rangsangan emosional secara wajar dan normal. Namun ekspresi      emosi yang datar ini/tumpul ini dapat menyembunyikan kekacauan dalam hatinya dan      dapat tiba-tiba sangat marah. Kadang-kadang penderita mengukapkan perasan yang      tidak relevan dengan situasi/pikiran yang diungkapkan.
      d.  Delusi dan  Halusinasi.
           Penderita dengan tahap akut dalam proses pikiran dan persepsi yang menyimpang            disertai pula dengan berbagai delusi. Delusi yang paling umum adalah keyakinan bahwa            kekuatan eksternal mencoba mengendalikan pikiran dan tindakan orang tersebut.
           - Delusi penganiayaan    =  Paranoid.
           - Delusi kehebatan          =  Orang tersebut kuat dan penting.
           Halusinasi dapat terjadi sendiri atau merupakan bagian dari keyakinan.
           - Halusinasi Auditorik      =  Suara-suara.
           - Halusinasi Visual            =  Melihat mahluk-mahluk aneh,malaikat.
           - Halusinasi  Sensorik       =  Bau busuk, rasa racun, perasaan disentuh.

3. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian merupakan pola perilaku mal adaptif yang sudah kuno.      Sebelumnya kita telah menjabarkan sifat-sifat kepriadian sebagai cara-cara yang tetap      dalam menghayati atau berhubungan dengan lingkungan atau berpikir tentang dirinya      sendiri. Bila sifat-sifat kepribadian menjadi tidak luwes dan bersifat maladaptif, sehingga      mengganggu kemampuan individu berfungsi, maka sifat-sifat tersebut merupakan      gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak wajar dalam mengatasi stress atau memecahkan masalah. Sifat-sifat tersebut biasanya muncul pada masa remaja dan dapat berlangsung sepanjang hidup. Berbeda dengan orang yang mengalami gangguan afektifdan kecemasan yang juga berperilaku maladaptif,orang yang menderita gangguan kepribadian biasanya tidak merasa  sangat terganggu atau cemas dan tidak punya motivasi untuk mengubah perilakunya. Mereka tidak kehilangan kontak dengan realita atau tidak menunjukkan kekacauan perilaku yang mencolok seperti orang yang menderita skisofrenik.
Pada DSM-III tercantum ada 12 gangguan kepribadian, misalnya gangguan kepribadian narcistik ( = cinta pada diri sendiri ) dilukiskan sebagai orang yang mempunyai rasa kepentingan diri yang melambung yang dipenuhi dengan khayalan-khayalan sukses, selalu mencari pujian dan perhatian, dan tidak peka terhadap  pada kebutuhan orang lain,malahn sering mengekploitasinya. Gangguan kepribadian yang tergantung (dependent personality disorder ) ditandai dengan adanya orentasi hidup yang pasif, dan tidak mampu mengambil keputusan atau menerima tanggung jawab, berkencederungan menyalahkan diri sendiri, dan selalu mengharapkan dukungan orang lain.
Gangguan kepribadian yang paling sering dikaji dan yang diagnosanya paling handal ialah kepribadian anti sosial ( psikopat)

Kepribadian Antisosial ( Kepribadian Psikopat)
Orang yang berkepribadian anti sosial ( juga disebut kepribadian psikopat ) tampaknya hanya sedikit sekali mempunyai rasa tanggung jawab,moralitas, atau perhatian pada orang lain. Perilaku mereka hampir seluruhnya ditentukan oleh kepentingan mereka sendiri, Dengan kata lain mereka tidak berhati nurani. Orang berkepribadian antisosial ini jarang memperhatikan kemauan orang lain kecuali kemauannya sendiri. Mereka berperilaku impulsif, mencari kepuasan segera dari keinginan, dan tidak dapat menahan frustasi. Kepribadian antisosial hampir tidak berperasaan dan tampaknya tidak merasa bersalah atau menyesalinya, kendatipun tindakan-tindakan mereka menyakitkan orang lain.
Ciri-ciri lain dari kepribadian antisosial adalah sangat mudah berbohong,senang sensasi dan bersuka ria dengan hampir tidak memperhatikan akibat yang mungkin menyakitkan, dan tidak mampu mengubah perilakunya walau dia dihukum. Orang-orag semacam ini biasanya menarik,cerdas,berpenampilan menyenangkan dan cukup lihai untuk mengelabui orang lain. Dengan kata lain mereka ini adalah “pemain sandiwara.”
Dua ciri yang paling umum dari gangguan kepribadian antisosial adalah “ketiadaan rasa cinta” (tidak mampu merasa empati,atau setia pada orang lain) dan “ketiadaan rasa bersalah” (tidak merasa sesal atas tindakannya walau tindakan tersebut sangat tercela.

Pengertian Psikopat
1. Psikopat(i) dipakai untuk menggambarkan manifestasi psikopatologis di dalam perilaku dan     perbuatan individu, berdasarkan ketidakmampuannya untuk menghayati nilai-nilai     antarpribadi,sosial, dan moral (Gunarsa S.S., 1985).
2.  Psikopat adalah kelainan perilaku,khususnya berbentuk perilaku antisosial,yaitu tidak      memperdulikan norma-norma sosial (Sarwono,Sarlito Wirawan,2000).

Penyebab Psikopat
Menurut Kartini Kartono (1989) penyebab utama psikopat,yaitu:
a. Tidak mendapat kasih sayang dari lingkungannya pada masa muda.
b. Pada tahun-tahun pertama kehidupan (0-3 tahun), tidak pernah memperoleh kemesraan   dan kelembutan dari lingkungannya.


Akibatnya:
a. Kehilangan kemampuan dan kemauan untuk memberikan cinta kasih dan simpati kepada   orang lain.
b.  Kehilangan perasaan sosial dan kemanusiaan.
c. Tidak mampu menjalin hubungan antar manusia.
d. Diliputi perasaan tidak senang dan tidak puas.
e. Diliputi rasa kebencian,dendam,curiga,penolakan,rasa dikejar -kejar dandituduh,gelisah,te-
     gang,ketakutan,kacau balau, dan dibayangi pikiran yang kegila-gilaan.
f. Akhirnya terjadi disintegrasi  dan disorganisasi kepriadian yang ditandai dengan tidak   memiliki rasa sosial dan rasa kemanusiaan yang wajar.
 Asal usul psikopat ditinjau dari sudut psikodinamika dan genetika bersumber dari kelakuan yang menyimpang pada masa anak dan kenakalan remaja. Tanda-tandanya sebagai berikut:
a. Tidak pernah membentuk keterikatan yang baik dengan orang tua atau pengganti orang      tua.
b. Suka melawan terhadap hal-hal yang dilarang oleh masyarakat karena biasa dimanja dan       merasa diperlakukan tidak adil.
c. Membutuhkan penerimaan orang lain dan ada perasaan bersalah,tetapi tidak terjalin       dengan baik dalam pribadi keseluruhan.

Gejala Psikopat
a. Sikap kurang ajar,kasar, dan ganas.
b. Berperilaku asosial dan eksentrik.
c. Suka mengembara tanpa tujuan.
d. Berpribadi labil dan respom tidak adekuat
e. Tidak loyal kepada siapapun
f. Emosional, tidak berperasaan dan tidak bertanggung jawab.
g. Kadang terdapat penyimpangan seksual.
h. Tidak mau belajar dari pagalaman yang baik.

Bentuk Psikopat
Menurut beberapa ahli, dibedakan empat bentuk psikopat,yaitu:
a. Tipe Simpatik, tetapi tidak bertanggung jawab, dengan ciri-ciri:
     simpatik,mudah bergaul,disukai,ramah,sopan,menarik,mudah memperoleh kepercayaan      dan perhatian. Semua perilaku baik tersebut digunakan sebagai alat menjerumuskan orang      lain. Sering merasa diperlakukam tidak adil. Tipe ini dapat ditemukan pada individu yang      memiliki pendidikannya tinggi tapi tidak bertanggung jawab. Perbuatannya egoistis dan      menyakiti orang lain. Berani melakukan tindakan beresiko tinggi tanpa tanpa      mempertimbangkan untung rugi. Misalnya penjudi,petualang,peminum,pemadat, dan      penipu.
b. Tipe pendendam dan pembrontak, Tipe ini orangnya gemar memusuhi dan membronta terhadap hal-hal yang tidak disenangi. Ciri-cirinya:
      mudah marah,Agresi lisan maupun fisik (merusak,menggegerkan keadaan, dan pembrontakan), cepat menyerang,cepat merasa tidak puas terhadap keadaan,suka membandel,keras kepala,suka membantah,perbuatannya mengarah pada pembunuhan dan kejahatan,alkoholisme,pemadat.
c. Tipe Hipokondris dan tidak adekuat, dengan ciri-ciri:
     Banyak mengeluh sakit,hidupnya ibarat benalu, banyak keluhan dan mengharap selalu mendapat bantuan orang lain, suka berbohong,fisik seolah-olah tidak berdaya,yang sering dipakai sebagai alasan tidak mau bekerja.
d. Tipe antisosial, dengan ciri-ciri:
     sama sekali tidak memedulikan kepentingan orang lain,melakukan perbuatan yang berulang-ulang dan berbenturan dengan nilai-nilai sosial atau hukum, seperti mencuri,kejahatan seks, dan pembunuhan tanpa merasa bersalah atau berdosa.

Seringkali kecemasan Diobati Dengan Terapi - Foto Joana Croft
Seringkali kecemasan Diobati Dengan Terapi - Foto Joana Croft
Apakah Panic Attack dan bagaimana mungkin Terapi Kognitif Perilaku alat dan teknik digunakan untuk membantu penderitaan mereka dari kecemasan yang mendasarinya?

kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan makan, gangguan obsesif kompulsif dan penyakit kecemasan yang berhubungan dengan semakin umum dalam masyarakat kita. Akibatnya, sekarang ada berbagai macam perawatan membantu dan pendekatan terhadap terapi saat ini tersedia untuk mendukung mereka yang terkena dampak penyakit mental.

Terapi yang sering digunakan untuk mengelola kondisi kesehatan mental adalah sebagai berikut: Terapi Kognitif Perilaku (CBT), dialektis Terapi Perilaku (DBT), Psikoterapi interpersonal (IPT) dan Keluarga Terapi, yang lebih sering digunakan ketika bekerja dengan orang-orang muda. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi satu terapi seperti dan perannya dalam membantu penderitaan mereka dari serangan panik dengan bidang utama untuk diperiksa di bawah ini.

    * Apa itu serangan panik?
    * Pemeliharaan faktor yang terkait dengan serangan panik
    * CBT pengobatan untuk serangan panik

Apakah Panic Attack?

Sebuah serangan panik melibatkan peningkatan yang tiba-tiba dan besar dalam kecemasan yang mungkin menjadi pengalaman yang benar-benar menakutkan bagi mereka yang terkena dampak serta penyebab alarm bagi mereka yang menyaksikan hal itu. kecemasan ini sering merupakan akibat dari pemicu yang disalahartikan sebagai sesuatu yang lebih jahat atau keras dari apa yang sebenarnya dan sehingga menyebabkan kecemasan lebih lanjut selain gejala peningkatan yang mengekalkan tingkat kecemasan yang ada.
Iklan oleh Google
Ilmu Proofreading Proofreading untuk berbahasa Inggris non-pribumi di bidang apapun. Gratis sampel. www.scienceproofreading.com
Blog artikel penulis artikel Professional dengan harga terjangkau. Fast delivery! seo.customessaywriting.com

Sebuah contoh mungkin ketika seseorang berjuang untuk menangkap nafas mereka menyebabkan mereka berpikir sesuatu harus sangat keliru yang mengakibatkan rasa takut atau khawatir dan gejala seperti sesak napas, palpitasi, dada ketat, merasa pingsan dan kemudian gejala-gejala ini mungkin disalahtafsirkan sejauh bahwa individu percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau bahkan sekarat.
Faktor Pemeliharaan Terkait dengan Panic Attacks

Seperti sebagian besar kondisi kesehatan mental termasuk depresi dan gangguan makan ada faktor-faktor kunci yang berfungsi untuk menjaga penyakit terjadi dan dikenal sebagai faktor pemeliharaan. Faktor pemeliharaan yang paling umum yang terkait dengan serangan panik adalah bahwa dari penghindaran. Namun ketika seseorang menghindari peristiwa-peristiwa tertentu atau orang-orang di mana mereka di masa lalu menderita panik serangan dunia individu secara bertahap semakin kecil dan lebih terbatas.

Sebagai contoh, jika seseorang mengalami serangan panik di pesta pernikahan, mereka dapat menghindari pernikahan kemudian akhirnya semua jenis kegiatan sosial. Melalui satu penghindaran juga kondisi diri sendiri dan memperkuat keyakinan bahwa jika seseorang menghadiri pernikahan serangan panik pasti akan terjadi. Kemudian sangat pemikiran dan oversensitivity ke sensasi tubuh yang berkaitan dengan kecemasan mungkin sendirinya mengakibatkan serangan panik.
Baca terus

    * Apakah Generalized Anxiety Disorder?
    * Apa Prinsip-prinsip CBT Utama?
    * Apakah Keselamatan Prilaku dalam CBT?

CBT Pengobatan untuk Panic Attacks

Sebagai penghindaran hanya berfungsi untuk menjaga kecemasan aspek kunci dari pengobatan CBT untuk serangan panik melibatkan belajar untuk menghadapi bukan melarikan diri dari situasi yang ditakuti atau peristiwa. Ini dikenal sebagai terapi eksposur dan bisa juga dilakukan secara bertahap (paparan dinilai) idealnya dengan bantuan dan dukungan dari seorang terapis CBT khusus.

Melalui eksperimen melakukan perilaku klien dapat menguji prediksi dan belajar bahwa mereka dapat mengatasi dengan signifikan lebih dari kecemasan mereka akan mereka percaya.

Sumber:

Wilding, C. & Milne, A. (2008) Teach Yourself CBT London: Hodder Pendidikan
Hak cipta Kate Le Page. Hubungi penulis untuk mendapatkan izin untuk publikasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar