PSIKOLOGI ABNORMAL
Kebanyakan kita pasti pernah mengalami saat-saat
cemas,tertekan, marah yang tak beralasan,atau merasa tidak sanggup menghadapi
kerumitan hidup. Upaya mengembangkan kehidupan yang bermakna dan memuaskan
tidaklah mudah dalam era perubahan sosial dan tekhnologi yang sangat cepat ini.
Nilai-nilai sosial dan agama yang memberi perasaan aman pada orang-orang
terdahulu tidak lagi dapat memberikan pedoman perilaku yang jelas dan dianggap
benar. Berbagai faktor menunjukkan bahwa kehidupan saat ini jauh lebih menekan
dibandingkan dengan satu abad yang lalu. Meningkatnya penggunaan obat-obat
penenang,pil tidur, alkohol dan obat-obatan lainnya, meningkatnya tindakan
kriminal sehingga makin meningkatnya upaya untuk mendapatkan ketenangan yang
melegakan melalui meditasi dan berbagai bentuk terapi. Sehingga saat ini sulit
menemukan orang yang dapat menempuh kehidupan tanpa pernah mengalami saat-saat
kesepian,ragu-ragu, dan putus asa. Dalam materi ini kita akan membahas beberapa
individu yang telah menyerah dan tidak dapat mengatasi masalahnnya sendiri dan
beberapa individu yang telah mengembangkan gaya hidup yang merusak diri
sendiri. Kita juga akan membahas berbagai cara yang tidak efektif untuk
mengatasi masalah kehidupan. Perilaku yang kita bahas digolongkan sebagai
“abnormal” walau seperti yang kita lihat, garis pemisah antara perilaku
“normal” dan “anormal” masih tipis atau masih jauh dari jelas. Karena kedua
perbedaan tersebut adalah hal relatif
tergantung dari sudut pandang masing-masing.
PERILAKU ABNORMAL
Definisi
Keabnormalan
Apa yang dimaksud dengan perilaku “abnormal” dengan kriteria apa kita dapat membedakan perilaku
abnormal dari perilaku normal. Tidak terdapat kesepakatan umum,tetapi ada
beberapa cara untuk menerangkan keabnormalan yang didasarkan pada satu definisi
atau lebih definisi berikut.
1. Penyimpangan
Dari Norma statistik
Didasarkan
frekuensi statistik. Artinya perilaku abnormal secara statistik (kebanyakan
orang pada populasi tertentu) tidak terdapat atau
menyimpang dari norma, misalnya karakeristik
tinggi,berat badan,kecerdasan.
2. Penyimpangan Dari
Norma Sosial
Mengikuti/sesuai tidaknya perilaku individu dengan norma
masyarakat tertentu. Masalah timbul bila
penyimpangan dari norma sosial digunakan sebagai kriteria untuk menentukan
keabnormalan karena perilaku yang dianggap normal
oleh masyarakat tertentu belum tentu normal oleh
masyarakat lain. Jadi gagasan tentang keabnormalan atau kenormalan
berbeda dari satu masyrakat ke masyarakat lain.
3. Perilaku Maladaptif
Ilmuwan sosial yakin
kriteria yang paling penting adalah bagaimana perilaku tersebut berpengaruh
pada pribadi seseorang/kelompok sosial
Dikatakan abnormal bila bersifat maladaptif (tidak
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan) dan bila hal tersebut mempunyai dampak
yang merugikan pada seseorang atau masyarakat.
Mengganggu kesejahteraan individu tersebut misalnya
seseorang yang takut pada keramaian sehingga tidak mampu naik bis pada waktu
berangkat kerja, seorang pemabuk yang minum begitu banyak sehingga sering
berpindah tempat kerja.
Perlaku yang menyimpang lainnya yang berbahaya bagi
masyarakat misalnya seorang pemuda yang sering bertindak brutal di lingkungannya,seorang penderita paranoid yang
merencanakan membunuh beberapa pejabat pemerintah.
4. Kesusahan
Pribadi
Menganggap keabnormalan dari sudut perasaan subjektif
seseorang dan bukan dari perilaku orang tersebut. Penderitaan-penderitaan
bathin seperti selalu khawatir,menderita bathin atau gelisah,tidak dapat tidur,kehilangan
nafsu makan dan mengalami berbagai rasa sakit dan nyeri. Semua masih gejala
keabnormalan ; perilaku masih tampak normal bagi pengamat awam.
Jenis-Jenis
Perilaku Abnormal
1. Gangguan
Kecemasan
Sebagian besar kita merasa cemas dan tegang bila
menghadapi situasi yang mengancam dan menekan. Persaan ini merupakan reaksi
yang normal terhadap stress. Kecemasan dianggap abnormal bila terjadi dalam
situasi yang oleh kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah. Gangguan
kecemasan mencakup sekelompok gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala
utama(kecemasan merata dan gangguan panik) atau kecemasan dialami bila individu
berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentunya (fobia dan obsesi
kompulsif)
a. Gangguan
kecemasan merata dan Gangguan Panik
- Kecemasan merata
(generalized anxiety)
Selalu merasa bersalah/khawatir, cenderung memberikan
respon yang berlebihan pada stress yang ringan. Setiap hari hidup dalam
ketegangan. Terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin
terjadi dan sult sekali berkonsentrasi dan mengambil keputusan.
Keluhan fisik yang lazim antara lain tidak dapat
tenang,tidur terganggu,kelelahan,macam-macam sakit kepala,kepeningan,jantung
berdebar-debar.
- Gangguan Panik (Panic attacks)
Keadaan tiba-tiba yang penuh dengan keprihatinan atau
teror akut yang meluap-luap. Pada saat serangan panik individu merasa yakin bahwa sesuatu yang mengerikan
akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan gejala seperti jantung
berdebar-debar,kehabisan nafas,berkeringat, otot-otot bergetar,kepusingan, dan
rasa muak. Semua ini akibat dari aktifnya bagian simpatetik sistem saraf
otonomik.
Saat serangan
panik individu takut bahwa dia akan mati. Individu yang mengalami gangguan
kecemasan merata dan serangan panik biasanya tidak tahu sebabnya mengapa mereka
tercekam ketakutan. Kecemasan semacam ini disebut “mengambang dengan bebas”
(free-floating) karena hal ini tidak disebabkan oleh suatu stimulus atau
peristiwa tertentu tetapi terjadi dalam berbagai situasi. Peristiwa eksternal
tidak begitu menjadi penyebabnya dibandingkan dengan perasaan dan konflik yang
ada dalam individu itu sendiri.
-Fobia
Berbeda dengan angguan kecemasn merata,gangguan fobia
mengandung ketakutan yang spesifik. Seseorang yang bereaksi dengan ketakutan
yang amat sangat terhadap suatu stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan
orang tidaklah sangat berbahaya,disebut orang yang fobia. Orang tersebut
biasanya menyadari bahw ketakutanya itu tidak rasional tapi dia tetap merasakan
kecemasan(mulai dari rasa rasa serba salah yang amat sangat sampai panik) yang
hanya dapat diredakan dengan menghindari benda atau situasi yang menakutkan
itu. Rasa takut biasanya tidak didiagnosa sebagai gangguan fobia apabila rasa
takut tersebut tidak sangat mengganggu kehidupan sehari-hari individu tersebut.
Contoh gangguan fobia seorang wanita yang takut akan ruangan tertutup,sehingga
dia tidak berani naik lift (dia menolak beberapa tawaran kerja hanya karena
kantornya ada di atas lantai dua) atau seorang laki-laki yang takut akan
kerumunan orang banyak sehingga dia selalu mencegah untuk menghadiri gedung
pertunjukan atau berjalan di sepanjang trotoar yang penuh sesak.
Bagaimana fobia dapat berkembang?
1. Teori belajar : beberapa fobia mungkin
disebabkan oleh pengalaman yang menakutkan.
(mengembangkan rasa
takut naik pesawat setelah mengalami musibah udara
Atau takut
anjing setelah perah digigit anjing)
2. Pengamatan : Seorang anak yang mengamati orang tuanya
yang bereaksi pada situasi ter-
Tentu dengan
rasa takut dapat menghayati reaksi tersebut sebagai reaksi
Yang normal.
Para orang tua yang penakut cenderung akan menghasilkan
Anak-anak yang penakut pula karena orang tua
yang penakut menjadi
model
untuk ditiru anak-anak.
3. Diberi imbalan : Fobia yang terjadi karena pada saat-saat
tentu seseorang tidak mau
kehilangan/berpisah
dengan orang terdekatnya(orang tua) sehingga
selalu
mencari alasan untuk tetap dekat dengan orang yang
disayanginya.
Dan alasanya selalu diterima sehingga dia mendapat
imbalan
yaitu bisa tetap dekat dengan orang –orang tersayangnya.
Misalnya fobia sekolah pada anak kecil biasanya bukan takut pada
sekolahnya
tapi takut berpisah dengan ibunya. Karena selalu ingin
berdekatan
dengan ibunya menciptakan berbagai alasan misalnya
dengan
sakit perut, jika si ibu juga takut berpisah dengan anaknya akan
mengalah
pada alasannya maka si anak akan mendapat imbalan yakni
kesenangan
tinggal di rumah dengan ibunya.
Rasa takut berpisah yang mendapat imbalan
pada masa kanak-kanak
dapat
berkembang menjadi fobia agora sebagai respon terhadap
terhadap stress dikemudian hari.
4. Teori Psikoanalisis : Fobia berkembang sebagai pertahanan melawan
impuls yang dirasa
individu
dapat berbahaya. Misalnya individu yang mengalami
kecemasan
karena memiliki dorongan homoseksualitas menghindari
timbulnya impuls homoseksualitas dengan tetap
tinggal
dirumahnya,menjauhi
teman laki-laki, dan tidak menggunakan wc
umum.
- Gangguan obsesi
kompulsif
Orang yang mengalami gangguan obsesi kompulsi merasa
terpaksa berpikir tentang hal-hal tidak mereka inginkan.
Obsesi
: gangguan terus menerus dari pikiran/bayangan yang
tidak diinginkan
Kompulsi : desakan yang tak tertahankan untuk
melaksanakan tindakan/ritual rutin tertentu.
Pikiran obsesi dapat dikaitkan dengan tindakan kompulsif
(misalnya,pikiran tentang kuman penyakit yang dihubungkan dengan kompulsi untuk
mencuci alat-alat makan berkali-kali sebelum dipakai).
Individu yang mengalami gangguan obsesi kompulsif,pikiran
dan desakan ini sangat mengganggu tetapi merasa tak berdaya mengendalikannya
Memahami Gangguan
Kecemasan
Kita tidak mengetahui mengapa beberapa orang mengalami
kecemasan yang kronis tetapi reaksi mereka tampaknya mencerminkan perasaan
kekurangan dalam meghadapi stress yang mereka hayati sebagai ancaman. Teori
Psikoanalisa berasumsi bahwa sumber kecemasan bersifat internal dan tidak
disadari. Orang menekan impuls tertentu yang dianggap tidak dapat diterima atau
“berbahaya” yang akan mengancam harga diri atau hubungan dengan orang lain
kalau impuls itu diekspresikan. Impuls yang bersifat seksual dan agresif
apabila diungkapkan individu akan mengalami kecemasan yang amat sangat. Karena
sumber kecemasan ini tidak disadari,orang tidak tahu mengapa dia merasa cemas.
Dari sudut pandang psikoanalisa fobia merupakan cara
untuk mengatasi kecemasan dengan mengalihkannya pada benda atau situasi yang
dapat dihindari. Obsesi dan kompulsif
juga berfungsi untuk melindungi individu dari kesadaran akan adanya sumber
ancaman yang sebenarnya. Pikiran obsesi merupakan impuls yang tidak dapat
diterima (rasa permusuhan,sifat merusak,desakan seksual yang tidak wajar) yang
telah ditekan dan agaknya muncul kembali dalam bentuk lain. Orang merasa bahwa
impuls itu bukan merupakan bagian dari dirinya dan dia dapat melakukan tindakan
kompulsif untuk melepaskan atau membebaskan impuls yang terlarang.
Menurut teori belajar sosial,kecemasan lebih ditimbulkan
oleh peristiwa eksternal tertentu ketimbang oleh konflik internal. Seorang yang
menderita kecemasan merata merasa bahwa dia tidak dapat mengendalikan situasi
kehidupan yang bermacam-macam sehingga perasaan kecemasan hampir selalu ada. Fobia
dianggap sebagai respon penghindaraan yang dapat dipelajari secara langsung
(melalui pengalaman yang menakutkan). Perilaku obsesi kompulsi tetap ada karena
ini agaknya dikaitkan dengan pengurangan kecemasan. Misalnya seorang yang
terganggu oleh pikiran takut kuman atau penularan penyakit tertentu dapat
beranggapan bahwa mencuci tangan sebentar sebenar akan melegakan rasa takut
semacam itu. Oleh karena itu cuci tangan dapat diasosiasikan dengan pengurangan
kecemasan dan sedikit demi sedikit menjadi respon yang ritual bilamana orang
tersebut merasa cemas.Pada saat-saat stress individu mengurangi kecemasan
dengan menggandakan upaya mereka agar menjadi lebih hati-hati,mengecek segala
sesuatu tidak cukup hanya dua kali tetapi lima atau enam kali.
2. Gangguan afektif
Gangguan afektif adalah gangguan pada
afeksi atau suasana hati (mood). Orang yang
terganggu ini dapat mengalami depresi atau
manik (girang yang tidak wajar) yang parah
atau dapat berganti-ganti antara saat-saat
depresi atau manik (girang yang tidak wajar) yang
parah dan dapat berganti-ganti antara saat-saat depresi atau saat-saat panik.
Perubahan suasana hati semacam ini mungkin
saja sangat parah sehingga individu tersebut perlu
dirumahsakitkan.
-
Episode manik
Episode manik ringan (hipomania) orangnya penuh energi ,antusias dan percaya diri. Terus berbicara, berpindah-pindah
kegiatan tanpa memikirkan waktu tidur yang cukup, dan membuat rencana-rencana
besar tetapi tidak diimbangi dengan pelaksanaannya. Perilaku manik bersifat
mendesak dan seringkali lebih mengekspresikan rasa kebencian daripada
kegembiraan.
Episode manik yang parah ( mania) berperilaku seperti konsep yang
terkenal tentang “raving maniak” .
Mereka sangat bersemangat dan harus selalu aktif. Mereka dapat
bolak-balik,menyanyi,berteriak, atau memukul-mukul dinding selama berjam-jam.
Akan marah dan menjadi ganas bila ada orang yang mengganggu kegiatan mereka.
Rangsangan ( termasuk rangsangan seksual) segera diekspresikan dalam tindakan
dan kata-kata. Mereka bersifat rancu dan tidak terorientasi serta mungkin
mengalami delusi tentang kekayaan,pekerjaan, atau kekuatan yang besar.
-Gangguan manik- depresi
Individu yang mengalami manik dan
mengalami depresi secara berganti-ganti dalam suatu episode yang bersamaan.
Kondisi ini disebut sebagai gangguan bipolar; individu beralih dari satu kutub
perasaan ke kutub perasaan yang lain.
Gangguan bipolar atau gangguan manik
depresif jarang terjadi. Gangguan manik depresif berbeda dengan gangguan afeksi
lainnya karena gangguan ini cenderung terjadi pada usia yang lebih muda,lebih
mungkin terjadi dalam keluarga,memberi respons pada beberapa pengobatan terapis
yang berbeda, dan mudah terjadi lagi bila tidak diobati.
-Skisofrenia
Gangguan yang ditandai dengan parahnya
a. Kekacauan kepribadian.
b. Distorsi realita.
c. Ketidakmampuan untuk berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari.
Biasanya muncul pada umur sangat muda;
puncaknya antara umur 25 th-35 th. Kadang-kadang berkembang secara lamban
sebagai proses yang sedikit demi sedikit. Meningkat pada perilaku mengasingkan
diri dan perilaku yang tidak wajar. Gangguan skisofrenia dapat juga terjadi
secara tiba-tiba, ditandai dengan kerancuan yang intens dan kekacauan emosi.
Kasus ini timbul dengan segera yang disebabkan oleh adanya saat stress pada
individu yang memiliki gaya hidup :
− Cenderung menyendiri.
−
Suka bekerja sendiri.
−
Merasa tidak aman.
Ciri-ciri Skisofrenia :
a. Kekacauan Pikiran dan Perhatian.
Kesulitan umum untuk menyaring stimulus
yang relevan. Individu tersebut menanggapi begitu
banyak stimulus yang bersamaan dan sulit mengambil makna.
Pembicaraan para penderita ini tidak relevan, tidak ada ujung
pangkalnya.
b. Kekacauan
Persepsi.
Dalam fase yang akut seringkali
dilaporkan bahwa dunia tampak lain bagi penderita
tersebut. Ketidakmampuan memahami sesuatu sebagai
suatu keseluruhan.
c. Kekacauan Afektif.
Tidak dapat merespon rangsangan
emosional secara wajar dan normal. Namun ekspresi
emosi yang datar ini/tumpul ini dapat
menyembunyikan kekacauan dalam hatinya dan dapat
tiba-tiba sangat marah. Kadang-kadang penderita mengukapkan perasan yang
tidak relevan dengan situasi/pikiran yang
diungkapkan.
d. Delusi
dan Halusinasi.
Penderita dengan tahap akut dalam
proses pikiran dan persepsi yang menyimpang
disertai pula
dengan berbagai delusi. Delusi yang paling umum adalah keyakinan bahwa
kekuatan
eksternal mencoba mengendalikan pikiran dan tindakan orang tersebut.
- Delusi
penganiayaan = Paranoid.
-
Delusi kehebatan = Orang tersebut kuat dan penting.
Halusinasi dapat terjadi sendiri atau merupakan bagian dari keyakinan.
-
Halusinasi Auditorik = Suara-suara.
-
Halusinasi Visual = Melihat mahluk-mahluk aneh,malaikat.
-
Halusinasi Sensorik =
Bau busuk, rasa racun, perasaan disentuh.
3. Gangguan
Kepribadian
Gangguan kepribadian merupakan pola perilaku mal adaptif
yang sudah kuno. Sebelumnya kita telah
menjabarkan sifat-sifat kepriadian sebagai cara-cara yang tetap
dalam menghayati atau berhubungan dengan
lingkungan atau berpikir tentang dirinya sendiri.
Bila sifat-sifat kepribadian menjadi tidak luwes dan bersifat maladaptif, sehingga
mengganggu kemampuan individu berfungsi, maka
sifat-sifat tersebut merupakan gangguan
kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak
wajar dalam mengatasi stress atau memecahkan masalah. Sifat-sifat tersebut biasanya
muncul pada masa remaja dan dapat berlangsung sepanjang hidup. Berbeda dengan orang yang mengalami gangguan
afektifdan kecemasan yang juga berperilaku maladaptif,orang yang menderita gangguan
kepribadian biasanya tidak merasa sangat terganggu atau cemas dan tidak
punya motivasi untuk mengubah perilakunya. Mereka tidak kehilangan kontak
dengan realita atau tidak menunjukkan kekacauan perilaku yang mencolok seperti
orang yang menderita skisofrenik.
Pada DSM-III tercantum ada 12 gangguan
kepribadian, misalnya gangguan kepribadian narcistik ( = cinta
pada diri sendiri ) dilukiskan sebagai orang yang mempunyai rasa
kepentingan diri yang melambung yang dipenuhi dengan khayalan-khayalan
sukses, selalu mencari pujian dan perhatian, dan tidak peka terhadap pada kebutuhan orang lain,malahn sering
mengekploitasinya. Gangguan kepribadian yang tergantung (dependent personality disorder )
ditandai dengan adanya orentasi hidup yang pasif, dan tidak mampu mengambil
keputusan atau menerima tanggung jawab, berkencederungan menyalahkan diri
sendiri, dan selalu mengharapkan dukungan orang lain.
Gangguan kepribadian yang paling sering
dikaji dan yang diagnosanya paling handal ialah kepribadian anti sosial (
psikopat)
Kepribadian Antisosial ( Kepribadian Psikopat)
Orang yang berkepribadian anti sosial (
juga disebut kepribadian psikopat ) tampaknya hanya sedikit sekali mempunyai
rasa tanggung jawab,moralitas, atau perhatian pada orang lain. Perilaku mereka
hampir seluruhnya ditentukan oleh kepentingan mereka sendiri, Dengan kata lain
mereka tidak berhati nurani. Orang berkepribadian antisosial ini jarang
memperhatikan kemauan orang lain kecuali kemauannya sendiri. Mereka berperilaku
impulsif, mencari kepuasan segera dari keinginan, dan tidak dapat menahan
frustasi. Kepribadian antisosial hampir tidak berperasaan dan tampaknya tidak
merasa bersalah atau menyesalinya, kendatipun tindakan-tindakan mereka
menyakitkan orang lain.
Ciri-ciri lain dari kepribadian
antisosial adalah sangat mudah berbohong,senang sensasi dan bersuka ria dengan
hampir tidak memperhatikan akibat yang mungkin menyakitkan, dan tidak mampu
mengubah perilakunya walau dia dihukum. Orang-orag semacam ini biasanya
menarik,cerdas,berpenampilan menyenangkan dan cukup lihai untuk mengelabui
orang lain. Dengan kata lain mereka ini adalah “pemain sandiwara.”
Dua ciri yang paling umum dari gangguan
kepribadian antisosial adalah “ketiadaan rasa cinta” (tidak mampu merasa
empati,atau setia pada orang lain) dan “ketiadaan rasa bersalah” (tidak merasa
sesal atas tindakannya walau tindakan tersebut sangat tercela.
Pengertian Psikopat
1. Psikopat(i) dipakai untuk
menggambarkan manifestasi psikopatologis di dalam perilaku dan
perbuatan individu, berdasarkan ketidakmampuannya untuk
menghayati nilai-nilai antarpribadi,sosial, dan moral
(Gunarsa S.S., 1985).
2. Psikopat adalah kelainan
perilaku,khususnya berbentuk perilaku antisosial,yaitu tidak
memperdulikan norma-norma sosial (Sarwono,Sarlito
Wirawan,2000).
Penyebab Psikopat
Menurut Kartini Kartono (1989) penyebab
utama psikopat,yaitu:
a. Tidak mendapat kasih sayang dari lingkungannya pada masa muda.
b. Pada tahun-tahun pertama kehidupan (0-3 tahun), tidak pernah memperoleh
kemesraan dan kelembutan dari lingkungannya.
Akibatnya:
a. Kehilangan kemampuan dan kemauan untuk memberikan cinta kasih dan simpati
kepada orang lain.
b. Kehilangan perasaan sosial dan
kemanusiaan.
c. Tidak mampu menjalin hubungan antar manusia.
d. Diliputi perasaan tidak senang dan tidak puas.
e. Diliputi rasa kebencian,dendam,curiga,penolakan,rasa dikejar -kejar dandituduh,gelisah,te-
gang,ketakutan,kacau balau, dan
dibayangi pikiran yang kegila-gilaan.
f. Akhirnya terjadi disintegrasi dan disorganisasi kepriadian yang ditandai
dengan tidak memiliki rasa sosial dan rasa kemanusiaan yang wajar.
Asal usul psikopat ditinjau dari
sudut psikodinamika dan genetika bersumber dari kelakuan yang
menyimpang pada masa anak dan kenakalan remaja. Tanda-tandanya sebagai berikut:
a. Tidak pernah membentuk keterikatan
yang baik dengan orang tua atau pengganti orang
tua.
b. Suka melawan terhadap hal-hal yang
dilarang oleh masyarakat karena biasa dimanja dan
merasa diperlakukan tidak adil.
c. Membutuhkan penerimaan orang lain
dan ada perasaan bersalah,tetapi tidak terjalin
dengan baik dalam pribadi keseluruhan.
Gejala Psikopat
a. Sikap kurang ajar,kasar, dan ganas.
b. Berperilaku asosial dan eksentrik.
c. Suka mengembara tanpa tujuan.
d. Berpribadi labil dan respom tidak
adekuat
e. Tidak loyal kepada siapapun
f. Emosional, tidak berperasaan dan
tidak bertanggung jawab.
g. Kadang terdapat penyimpangan
seksual.
h. Tidak mau belajar dari pagalaman
yang baik.
Bentuk Psikopat
Menurut beberapa ahli, dibedakan empat
bentuk psikopat,yaitu:
a. Tipe
Simpatik, tetapi tidak bertanggung
jawab, dengan ciri-ciri:
simpatik,mudah bergaul,disukai,ramah,sopan,menarik,mudah
memperoleh kepercayaan dan perhatian. Semua
perilaku baik tersebut digunakan sebagai alat menjerumuskan orang
lain. Sering merasa diperlakukam tidak adil. Tipe
ini dapat ditemukan pada individu yang memiliki
pendidikannya tinggi tapi tidak bertanggung jawab. Perbuatannya egoistis dan
menyakiti orang lain. Berani melakukan tindakan
beresiko tinggi tanpa tanpa mempertimbangkan
untung rugi. Misalnya penjudi,petualang,peminum,pemadat, dan
penipu.
b. Tipe pendendam
dan pembrontak, Tipe ini orangnya gemar memusuhi dan membronta terhadap
hal-hal yang tidak disenangi. Ciri-cirinya:
mudah
marah,Agresi lisan maupun fisik (merusak,menggegerkan keadaan, dan
pembrontakan), cepat menyerang,cepat merasa tidak puas terhadap keadaan,suka
membandel,keras kepala,suka membantah,perbuatannya mengarah pada pembunuhan dan
kejahatan,alkoholisme,pemadat.
c. Tipe Hipokondris
dan tidak adekuat, dengan ciri-ciri:
Banyak mengeluh sakit,hidupnya
ibarat benalu, banyak keluhan dan mengharap selalu mendapat bantuan orang lain,
suka berbohong,fisik seolah-olah tidak berdaya,yang sering dipakai sebagai
alasan tidak mau bekerja.
d. Tipe antisosial,
dengan ciri-ciri:
sama sekali
tidak memedulikan kepentingan orang lain,melakukan perbuatan yang
berulang-ulang dan berbenturan dengan nilai-nilai sosial atau hukum, seperti
mencuri,kejahatan seks, dan pembunuhan tanpa merasa bersalah atau berdosa.
Seringkali kecemasan Diobati Dengan Terapi - Foto Joana Croft
Seringkali kecemasan Diobati Dengan Terapi - Foto Joana Croft
Apakah Panic Attack dan bagaimana mungkin Terapi Kognitif Perilaku alat dan teknik digunakan untuk membantu penderitaan mereka dari kecemasan yang mendasarinya?
kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan makan, gangguan obsesif kompulsif dan penyakit kecemasan yang berhubungan dengan semakin umum dalam masyarakat kita. Akibatnya, sekarang ada berbagai macam perawatan membantu dan pendekatan terhadap terapi saat ini tersedia untuk mendukung mereka yang terkena dampak penyakit mental.
Terapi yang sering digunakan untuk mengelola kondisi kesehatan mental adalah sebagai berikut: Terapi Kognitif Perilaku (CBT), dialektis Terapi Perilaku (DBT), Psikoterapi interpersonal (IPT) dan Keluarga Terapi, yang lebih sering digunakan ketika bekerja dengan orang-orang muda. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi satu terapi seperti dan perannya dalam membantu penderitaan mereka dari serangan panik dengan bidang utama untuk diperiksa di bawah ini.
* Apa itu serangan panik?
* Pemeliharaan faktor yang terkait dengan serangan panik
* CBT pengobatan untuk serangan panik
Apakah Panic Attack?
Sebuah serangan panik melibatkan peningkatan yang tiba-tiba dan besar dalam kecemasan yang mungkin menjadi pengalaman yang benar-benar menakutkan bagi mereka yang terkena dampak serta penyebab alarm bagi mereka yang menyaksikan hal itu. kecemasan ini sering merupakan akibat dari pemicu yang disalahartikan sebagai sesuatu yang lebih jahat atau keras dari apa yang sebenarnya dan sehingga menyebabkan kecemasan lebih lanjut selain gejala peningkatan yang mengekalkan tingkat kecemasan yang ada.
Iklan oleh Google
Ilmu Proofreading Proofreading untuk berbahasa Inggris non-pribumi di bidang apapun. Gratis sampel. www.scienceproofreading.com
Blog artikel penulis artikel Professional dengan harga terjangkau. Fast delivery! seo.customessaywriting.com
Sebuah contoh mungkin ketika seseorang berjuang untuk menangkap nafas mereka menyebabkan mereka berpikir sesuatu harus sangat keliru yang mengakibatkan rasa takut atau khawatir dan gejala seperti sesak napas, palpitasi, dada ketat, merasa pingsan dan kemudian gejala-gejala ini mungkin disalahtafsirkan sejauh bahwa individu percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau bahkan sekarat.
Faktor Pemeliharaan Terkait dengan Panic Attacks
Seperti sebagian besar kondisi kesehatan mental termasuk depresi dan gangguan makan ada faktor-faktor kunci yang berfungsi untuk menjaga penyakit terjadi dan dikenal sebagai faktor pemeliharaan. Faktor pemeliharaan yang paling umum yang terkait dengan serangan panik adalah bahwa dari penghindaran. Namun ketika seseorang menghindari peristiwa-peristiwa tertentu atau orang-orang di mana mereka di masa lalu menderita panik serangan dunia individu secara bertahap semakin kecil dan lebih terbatas.
Sebagai contoh, jika seseorang mengalami serangan panik di pesta pernikahan, mereka dapat menghindari pernikahan kemudian akhirnya semua jenis kegiatan sosial. Melalui satu penghindaran juga kondisi diri sendiri dan memperkuat keyakinan bahwa jika seseorang menghadiri pernikahan serangan panik pasti akan terjadi. Kemudian sangat pemikiran dan oversensitivity ke sensasi tubuh yang berkaitan dengan kecemasan mungkin sendirinya mengakibatkan serangan panik.
Baca terus
* Apakah Generalized Anxiety Disorder?
* Apa Prinsip-prinsip CBT Utama?
* Apakah Keselamatan Prilaku dalam CBT?
CBT Pengobatan untuk Panic Attacks
Sebagai penghindaran hanya berfungsi untuk menjaga kecemasan aspek kunci dari pengobatan CBT untuk serangan panik melibatkan belajar untuk menghadapi bukan melarikan diri dari situasi yang ditakuti atau peristiwa. Ini dikenal sebagai terapi eksposur dan bisa juga dilakukan secara bertahap (paparan dinilai) idealnya dengan bantuan dan dukungan dari seorang terapis CBT khusus.
Melalui eksperimen melakukan perilaku klien dapat menguji prediksi dan belajar bahwa mereka dapat mengatasi dengan signifikan lebih dari kecemasan mereka akan mereka percaya.
Sumber:
Wilding, C. & Milne, A. (2008) Teach Yourself CBT London: Hodder Pendidikan
Hak cipta Kate Le Page. Hubungi penulis untuk mendapatkan izin untuk publikasi.
Seringkali kecemasan Diobati Dengan Terapi - Foto Joana Croft
Apakah Panic Attack dan bagaimana mungkin Terapi Kognitif Perilaku alat dan teknik digunakan untuk membantu penderitaan mereka dari kecemasan yang mendasarinya?
kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan makan, gangguan obsesif kompulsif dan penyakit kecemasan yang berhubungan dengan semakin umum dalam masyarakat kita. Akibatnya, sekarang ada berbagai macam perawatan membantu dan pendekatan terhadap terapi saat ini tersedia untuk mendukung mereka yang terkena dampak penyakit mental.
Terapi yang sering digunakan untuk mengelola kondisi kesehatan mental adalah sebagai berikut: Terapi Kognitif Perilaku (CBT), dialektis Terapi Perilaku (DBT), Psikoterapi interpersonal (IPT) dan Keluarga Terapi, yang lebih sering digunakan ketika bekerja dengan orang-orang muda. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi satu terapi seperti dan perannya dalam membantu penderitaan mereka dari serangan panik dengan bidang utama untuk diperiksa di bawah ini.
* Apa itu serangan panik?
* Pemeliharaan faktor yang terkait dengan serangan panik
* CBT pengobatan untuk serangan panik
Apakah Panic Attack?
Sebuah serangan panik melibatkan peningkatan yang tiba-tiba dan besar dalam kecemasan yang mungkin menjadi pengalaman yang benar-benar menakutkan bagi mereka yang terkena dampak serta penyebab alarm bagi mereka yang menyaksikan hal itu. kecemasan ini sering merupakan akibat dari pemicu yang disalahartikan sebagai sesuatu yang lebih jahat atau keras dari apa yang sebenarnya dan sehingga menyebabkan kecemasan lebih lanjut selain gejala peningkatan yang mengekalkan tingkat kecemasan yang ada.
Iklan oleh Google
Ilmu Proofreading Proofreading untuk berbahasa Inggris non-pribumi di bidang apapun. Gratis sampel. www.scienceproofreading.com
Blog artikel penulis artikel Professional dengan harga terjangkau. Fast delivery! seo.customessaywriting.com
Sebuah contoh mungkin ketika seseorang berjuang untuk menangkap nafas mereka menyebabkan mereka berpikir sesuatu harus sangat keliru yang mengakibatkan rasa takut atau khawatir dan gejala seperti sesak napas, palpitasi, dada ketat, merasa pingsan dan kemudian gejala-gejala ini mungkin disalahtafsirkan sejauh bahwa individu percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung atau bahkan sekarat.
Faktor Pemeliharaan Terkait dengan Panic Attacks
Seperti sebagian besar kondisi kesehatan mental termasuk depresi dan gangguan makan ada faktor-faktor kunci yang berfungsi untuk menjaga penyakit terjadi dan dikenal sebagai faktor pemeliharaan. Faktor pemeliharaan yang paling umum yang terkait dengan serangan panik adalah bahwa dari penghindaran. Namun ketika seseorang menghindari peristiwa-peristiwa tertentu atau orang-orang di mana mereka di masa lalu menderita panik serangan dunia individu secara bertahap semakin kecil dan lebih terbatas.
Sebagai contoh, jika seseorang mengalami serangan panik di pesta pernikahan, mereka dapat menghindari pernikahan kemudian akhirnya semua jenis kegiatan sosial. Melalui satu penghindaran juga kondisi diri sendiri dan memperkuat keyakinan bahwa jika seseorang menghadiri pernikahan serangan panik pasti akan terjadi. Kemudian sangat pemikiran dan oversensitivity ke sensasi tubuh yang berkaitan dengan kecemasan mungkin sendirinya mengakibatkan serangan panik.
Baca terus
* Apakah Generalized Anxiety Disorder?
* Apa Prinsip-prinsip CBT Utama?
* Apakah Keselamatan Prilaku dalam CBT?
CBT Pengobatan untuk Panic Attacks
Sebagai penghindaran hanya berfungsi untuk menjaga kecemasan aspek kunci dari pengobatan CBT untuk serangan panik melibatkan belajar untuk menghadapi bukan melarikan diri dari situasi yang ditakuti atau peristiwa. Ini dikenal sebagai terapi eksposur dan bisa juga dilakukan secara bertahap (paparan dinilai) idealnya dengan bantuan dan dukungan dari seorang terapis CBT khusus.
Melalui eksperimen melakukan perilaku klien dapat menguji prediksi dan belajar bahwa mereka dapat mengatasi dengan signifikan lebih dari kecemasan mereka akan mereka percaya.
Sumber:
Wilding, C. & Milne, A. (2008) Teach Yourself CBT London: Hodder Pendidikan
Hak cipta Kate Le Page. Hubungi penulis untuk mendapatkan izin untuk publikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar