Untuk mencegah timbulnya penyakit
akibat kontak dengan hewan peliharaan maka pemilik hewan harus menerapkan pola
hidup sehat. Sebenarnya pola hidup sehat tersebut harus dilakukan semua
orangutan tanpa kecuali.
BERBAGAI jenis hewan yang
dipelihara, baik yang ditempatkan di dalam rumah ataupun di luar rumah dapat
menularkan berbagi jenis penyakit kepada manusia yang disebut dengan istilah
zoonosis. Penyakit-penyakit seperti toksoplasmosis dapat ditularkan oleh anjing
dan kucing, penyakit hydrophobia ditularkan oleh anjing, kucing dan kera, flu
burung oleh beberapa jenis unggas, dan sejumlah penyakit zoonosis lainnya.
Munculnya berbagai penyakit zoonosis
tersebut menimbulkan keragu-raguan bagi sebagian orangutan untuk memelihara
hewan kesayangannya. Bahkan saat ini banyak penggemar hewan kesayangan yang
mulai meninggalkan hobbi memelihara hewan seiring makin maraknya pemberitaan
penyakit zoonosis diberbagai media.
Orang-orang yang hendak memelihara
hewan kesayangannya hendaknya memahami bahwa banyak sekali penyakit yang dapat
ditularkan oleh hewan tersebut kepada manusia di sekitarnya. Penyakit tersebut
dapat berupa penyakit yang ringan saja seperti penyakit kulit (dermatomikosis)
sampai penyakit berat dan mematikan seperti flu burung.
Berikut ini contoh-contoh penyakit
yang dapat ditularkan oleh hewan peliharaan.
1. Toksoplasmosis, adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh suatu parasit protozoa bersel tunggal yang
dikenal dengan nama Toxoplasma gondi. Penyakit ini telah menyebar ke seluruh
dunia dan kejadiannya akan meningkat pada musim panas kemudian akan menurun
pada musim dingin dan pada daerah pegunungan. Selama ini, hewan yang dikenal
dapat menularkan penyakit toksoplasmosis hanyalah kucing saja, meskipun hewan
berdarah panas lainnya seperti burung dan bermacam mamalia bahkan termasuk
manusia bisa menjadi sumber penular penyakit toksoplasmosis tersebut.
Penyakit toksoplasmosis ini perlu
mendapat perhatian apabila menyerang ibu-ibu yang sedang hamil. Ibu yang
terkena toksoplasmosis sebelum kehamilan umumnya tidak berakibat buruk jika dia
hamil, namun dia telah sembuh dan tubuhnya sudah memiliki antibodi terhadap
penyakit ini. Tapi apabila tubuhnya belum memiliki antibodi, dan ibu tersebut
terserang penyakit toksoplasmosis pada awal kehamilan, meski tidak menunjukkan
gejala klinis apapun, maka toksoplasmosis akan ditularkan kepada anaknya.
Abortus ( gugurnya kehamilan) bisa saja terjadi, tapi anak juga bisa lahir
selamat namun dapat mengalami hidrocephalus (perbesaran kepala), kebutaan
maupun cacat genial.
2. Cacingan, sejumlah parasit
seperti askaris yang menyebabkan cacing gelang dan anchylostoma spp (cacing
kait) seringkali menyerang anjing dan kucing. Cacing golongan askaris merupakan
cacing yang paling sering menghuni saluran pencernaan anjing dan kucing.
Cacing ini harus diwaspadai karena
sebagian dari mereka dapat menular ke manusia terutama anak-anak. Pencegahan
penyakit ini adalah dengan cara menjaga kebersihan baik pakan hewan maupun
lingkungan sekitar tempat tinggal hewan peliharaan. Contoh sederhana yang dapat
diterapkan untuk mencegah penularan cacing kepada manusia adalah senantiasa
mencuci tangan sebelum makan, atau mencuci bahan-bahan makanan seperti sayuran
sebelum mengolahnya.
3. Skabies, merupakan penyakit kulit
yang disebabkan oleh tungau, suatu parasit yang sangat kecil yang dinamakan
sarcoptes scabei. Parasit ini sangat kecil sekali sehingga sangat sukar dilihat
dengan mata biasa. Parasit ini selalu memilih berkembang dipermukaan tubuh,
misalnya pada kelinci dan kambing akan menyerang muka dan daun telinga, pada
anjing akan menyerang kaki, moncong dan pangkal ekor.
Hewan maupun manusia yang terserang
penyakit ini menunjukkan gejala gatal-gatal dan akan bertambah gatal ketika di
garuk. Lokasi penyakit ini terutama pada jari-jari tangan, tumit, ketiak, siku,
pinggang maupun pergelangan tangan.
4. Lyssa, penyakit ini dikenal juga
dengan sebutan penyakit anjing gila. Penyakit ini telah menyebar ke seluruh
dunia terutama negara-negara yang sedang berkembang. Madness dapat menular dari
hewan yang terserang virus hydrophobia (anjing) kepada manusia, melalui kontak
dengan air liur hewan penderita. Penularan juga mungkin saja terjadi lewat
udara dan cangkok harmonium tertentu (transplantasi kornea). Bila manusia sudah
terkena virus lyssa akibat kontak dengan air liur anjing, misalnya karena
digigit, maka gejala klinis yang dialami dapat berupa gangguan psikologis
seperti merasa khawatir menjadi gila, sakit kepala dan demam, meningkatnya
kepekaan terhadap sinar dan suara kemudian terjadi dilatasi (pelebaran)
schoolchild mata dan berlanjut kekejangan otot secara umum termasuk otot
pernafasan hingga timbul kematian.
5. Flu burung, merupakan penyakit
yang ditularkan oleh hewan unggas (ayam, bebek, burung dan sebagainya) baik
yang dipelihara atau yang berkeliaran di lingkungan tempat tinggal. Penyakit
flu burung atau disebut juga avian flu disebabkan oleh virus grippe A. Penyebab
flu burung pada unggas yang sangat ganas dan menular ke manusia dinyatakan
sebagai virus grippe A subtype H5N1 sama seperti yang ditemukan pada ayam dan
manusia saat terjadi wabah flu burung di Hongkong pada tahun 1997.
Gejala penyakit flu burung pada
manusia mirip dengan grippe yang biasa terjadi pada manusia, antara lain akan
mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dengan gejala demam 38 ° C
atau lebih, batuk, pilek, sakit tenggorokan, badan lemas, pegal linu, nyeri
otot kadang-kadang disertai mencret dan muntah. Keadaan ini bisa berlanjut
menjadi gejala sesak nafas yang jarang terjadi pada seseorang yang terserang flu
biasa.
Untuk mencegah timbulnya penyakit
akibat kontak dengan hewan peliharaan maka pemilik hewan harus menerapkan pola
hidup sehat. Sebenarnya pola hidup sehat tersebut harus dilakukan semua
orangutang tanpa kecuali. Namun terhadap orangutan yang memelihara hewan baik
sebagai hobbi atau tujuan komersil maka ada kewajiban-kewajiban khusus yang
harus dilakukan lebih dari orangutan lain yang sama sekali tidak memelihara
hewan.
Pola hidup sehat maupun
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan pemilik hewan peliharaan antara lain:
1.Menjaga kebersihan lingkungan,
baik kandang hewan peliharaan, rumah maupun halaman.
2. Menjaga kebersihan pribadi,
seperti mencuci tangan dan kaki dengan sabun antiseptik, serta mengganti
pakaian usai kontak dengan hewan peliharaan misalnya usai membersihkan kandang
hewan.
3. Tempatkan hewan peliharaan dalam
kandang tersendiri dan jangan membiarkannya berkeliaran di dalam rumah.
4. Lengkapi kandang hewan peliharaan
dengan infected cooler untuk menampung kotoran hewan peliharaan agar-agar
kotorannya tidak berserakan dimana-mana
5. Rumah pemilik hewan maupun
kandang hewan hendaknya memiliki ventilasi yang cukup agar-agar sirkulasi udara
dapat berjalan lancar serta sinar matahari dapat masuk ke setiap ruangan untuk
mematikan beberapa jenis bibit penyakit.
6. Jika hewan peliharaan menderita
sakit sesegera mungkin bawalah ke dokter hewan, atau petugas kesehatan dapat
dipanggil untuk menangani hewan peliharaan yang sakit dan sebaiknya pisahkan
hewan yang sakit tersebut dari hewan-hewan yang lain (dikarantina).
7. Tingkatkan pemahaman anda tentang
penyakit hewan, cara mencegah penularannya serta perawatan dan pemeliharaan
kesehatan selama memelihara hewan di lingkungan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar