Definisi
Demam Dengue (DD) dan Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan
suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue melalui perantara
artropoda (nyamuk) spesies Aedes.
Virus dengue ini terdiri dari 4 serotipe yaitu
DEN-1, DEN-2,DEN-3 dan DEN-4.
Patofisiologi
Hipotesis infeksi heterolog
sekunder (the secondary heterologous infection
hypothesis atau
the sequential infection hypothesis) sampai saat ini masih dianut.
Berdasarkan hipotesis ini
seseorang akan menderita DBD/DHF apabila
mendapatkan infeksi berulang oleh
serotipe virus dengue yang berbeda dalam
jangka waktu tertentu yang
berkisar antara 6 bulan – 5 tahun.
Patogenesis terjadinya renjatan
pada DHF merupakan peranan dari proses
imunologis. Berdasarkan hipotesis
infeksi heterolog sekunder maka terbentuknya
kompleks virus-antibodi dalam
sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen.
Aktivasi C3 dan C5 akan
mengakibatkan pelepasan C3a dan C5a, dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan
histamin dan merupakan mediator kuat sebagai
faktor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah dan menghilangnya
plasma melalui endotel dinding
tersebut. Disseminated Intravascular Coagulation
(DIC) disamping
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya
faktor koagulasi (protrombin,
faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan
faktor penyebab terjadinya
perdarahan hebat, terutama perdarahan traktus
gastrointestinal.
Fenomena patofisiologi utama yang
menentukan berat penyakit dan
membedakan DBD dari DD ialah
meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah, menurunnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemoragik. Pada kasus
berat, renjatan terjadi secara akut, nilai
hematokrit meningkat bersamaan
dengan menghilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Pada
penderita dengan renjatan berat, volume plasma
dapat menurun sampai lebih dari
30%. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai
akibat kehilangan plasma, bila
tidak segera diatasi dapat mengakibatkan anoksia
jaringan, asidosis metabolik dan
kematian.
Pathway terjadinya
renjatan pada DBD
Secondary heterologous dengue infection
Virus replication annamnestic
antibody response
Virus
antibody complex
Complement
activation
complement
Anaphylatoxin(C3a C5a)
Histamine level in
24-hours urine
vascularpermeability
>30%
shock cases leakage of
plasma Ht
24-48 hours
Na+
Fluid in the
serous
Cavities
Hypovolemia
Shock
Anoxia + Acidosis
Manifestasi
Klinis
Perjalanan penyakit DD/DBD sulit
diramalkan. Pada umumnya pasien
mengalami fase demam selama 2-7
hari, selanjutnya diikuti oleh fase kritis selama
2-3 hari.
Demam Dengue
(DD)
Demam Dengue merupakan penyakit
demam akut selama 2-7 hari, ditandai
dengan dua atau lebih manifestasi
sebagai berikut:
· Nyeri kepala
· Nyeri retro orbita
· Mialgia/artralgia
· Ruam kulit
· Manifestasi perdarahan (ptekie
atau uji bendung positif)
· Leukopenia
· Dan pemeriksaan serologi dengue
positif; atau ditemukan pasien DD/DBD
yang sudah dikonfirmasi pada
lokasi dan waktu yang sama.
Demam Berdarah
Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997
diagnosis ditegakkan bila semua hal dibawah ini
dipenuhi, yaitu:
_ Demam atau riwayat demam akut,
antara 2-7 hari, biasanya bifasik
_ Terdapat minimal satu dari
manifestasi perdarahan berikut:
_ Uji bendung positif
_ Ptekie, ekimosis, atau purpura
_ Perdarahan mukosa (epistaksis
atau perdarahan gusi), atau
perdarahan dari tempat lain
_ Hematemesis atau melena
_ Trombositopenia (jumlah
trombosit < 100.000/μl)
_ Terdapat minimal satu
tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma),
yaitu:
_ Peningkatan hematokrit >20%
dibandingkan standar sesuai dengan
umur dan jenis kelamin
_ Penurunan hematokrit >20%
setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya
_ Tanda kebocoran plasma seperti
efusi pleura, asites,
hipoproteinemia, atau
hiponatremia.
KLASIFIKASI
DERAJAT DBD MENURUT WHO (1997), ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
Derajat I Demam dengan uji
bendung positif
Derajat II Derajat I disertai
perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain
Derajat III Ditemukannya
kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan halus,
tekanan nadi menurun (≤ 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab dan gelisah
Derajat IV Syok berat dengan nadi
yang tidak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur.
Dengue syok
syndrome (DSS)
Seluruh kriteria diatas untuk DBD
disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi
nadi yang cepat dan halus,
tekanan nadi turun (≤ 20 mmHg),
hipotensi
dibandingkan standar sesuai umur,
kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Penderita seringkali mengeluhkan
nyeri didaerah perut sesaat sebelum renjatan
timbul. Nyeri tersebut seringkali
mendahului perdarahan gastrointestinal.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium: Hb,
leukosit, trombosit, hematokrit, dan apus
darah tepi.
b. Pemeriksaan radiologis:
rontgen thoraks dan USG abdomen
c. Pemeriksaan serologi: antibody
spesifik terhadap dengue berupa antibody
total, IgM maupun IgG. Diagnosis
pasti didapatkan dari hasil isolasi virus
dengue (cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan
teknik RT-PCR (Reverse
Transcriptase Polymerase Chain Reaction).
Penatalaksanaan DSS
_ Perlakukan hal ini sebagai
gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit
secara nasal
_ Berikan 20 ml/kgBB larutan
kristaloid seperti Ringer Laktat/ asetat
secepatnya
_ Jika tidak menunjukkan
perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20
ml/kgBB secepatnya (maksimal 30
menit) atau pertimbangkan pemberian
koloid 10-20 ml/kgBB/jam maksimal
30 ml/kgBB/24 jam
_ Jika tidak ada perbaikan klinis
tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya
perdarahan tersembunyi, berikan transfusi
darah/komponen darah
_ Jika terdapat perbaikan klinis
(pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai
membaik, tekanan nadi melebar),
jumlah cairan dikurangi hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan
secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam
sesuai kondisi klinis dan
laboratorium
_ Dalam banyak kasus, cairan
intra vena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.
Indikasi pulang, antara lain:
· Paling tidak 24 jam tidak demam
tanpa antipiretik
· Nafsu makan baik
· Nilai hematokrit stabil
· Tiga hari sesudah syok teratasi
· Tidak ada sesak nafas atau
takipnea
· Trombosit ≥ 50.000/μl.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin
AM. Arbovirus. Dalam: Ilmu Kesehatan
Anak Nelson. Vol 2. Ed 15.
Jakarta: EGC, 1999. 1332-6
2. Hassan R, Alatas H. Dengue.
Dalam: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1997. 607-
3. Soedarmo S. Demam Berdarah
(Dengue) Pada Anak. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia, 2005.
29-45
4. Departemen Kesehatan RI.
Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue Di
Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan. 2005
5. Latief A, Firmansyah A,
Tumbelaka AR, dkk. Demam. Dalam: Pelayanan
Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta, 2008. 163-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar