METODE PSIKOLOGI
Seperti telah disebutkan di muka, psikologi pendidikan
adalah cabang psikologi. Karena psikolgi sebagai ilmu pengetahuan masih muda
usianya, maka psikologi pendidikan sebagai cabangnya lebih-lebih masih muda usianya.
Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses perkembangan; di sana sini masih
banyak problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang
masih perlu pengembangannya. Akan tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu
pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti
yang menyangkut pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak
dahulu kala. Demikianlah misalnya, sampai ada yang mengatakan bahwa saat
timbulnya yang mula-mula tentang psikologi pendidikan dapat diikuti jejaknya
kembali pada Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah
menyusun periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode
dan bentuk pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode
itu
. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan pemikiran secar filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan.
. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan pemikiran secar filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan.
1
Herbart bahkan telah
menyusun pola rangkaian cara menyampaikan bahan pelajaran, berturut-turut:
persiapan, penyajian, asosiasi, generalisasi dan aplikasi. Tentu saja sifat dan
luasnya usaha yang mereka hasilkan dan sumbangkan sesuai dengan zamannya, yaitu
bahwa psikologi sebenarnya pada zaman itu belum berdiri sebagai ilmu
pengetahuan yang otonom.
Akhir abat 19 penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi
pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di Eropa Ebbinghaus mempelajari
aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Dengan
penelitiannya itu misalnya terkenallah Kurve Daya Ingatan, yang menggambarkan,
bahwa kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin lama
semakin berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali.
Pada awal abad 20 pemerintah Prancis merasa perlu untuk
mengetahui prestasi belajar para pelajar, yang dirasa semakin menurun.
Pertanyaannya yang ingin dijawap, apakah prestasi belajar itu semata-mata hanya
tergantung pada soal rajin dan malasnya si pelajar, ataukah ada factor kejiwaan
atau mental yang ikut memegang peranan. Maka untuk memecahkan problem itu
ditunjuklah seorang ahli psikologi yang bernama Alfred Binet, Dengan bantuan Theodore
Simon, mereka menyusun sejumlah tugas yang terbentuk dalam sebuah tes baku
untuk mengetahui inteligensi para pelajar. Tes ini kemudian dikenal dengan tes
Inteligensi. Tes inteligensi Binet-Simon ini sangat terkenal, yang kemudian
banyak dipakai di Amerika Serikat, yang di negri itu mengalami revisi
berkali-kali untuk mendapat tingkat kesesuaiannya dengan masyarakat atau
orang-orang Amerika. Di antara para ahli yang mengambil bagian dalam
revisi-revisi itu misalnya : Stern, Terman, Merril dan sebaagainya.
Perlu juga diketahui, bahwa laboratorium ciptaan Wundt di
Leipzig juga tidak hanya melakukan aktivitas penelitian yang bersifat
“psikologi umum”, melainkan juga memegang peranan dalam psikologi pendidikan.
Banyak orang Amerika yang belajar di Leipzig kepada Wundt. Akibatnya setelah
mereka mengembangkan psikologi itu di negaranya, termasuk psikologi pendidikan.
Terkenallah psikologi pendidikan di Amerika misalnya Charles H. Judd, E.L.
Thorndike, B.F. Skinner dan sebagainya. Orang-orang ini sangat besar
pengaruhnya terhadap pendidikan di Amerika Serikat. Terutama E.L. Thorndike,
2
sehingga ia dipandang
sebagai Bapak Psikologi Pendidikan di Amerika Serikat. Menurut seorang pakar
psikiatri dan psikologi Amerika Serikat yang bernama Perry London, yang telah
meneliti tentang penggunaan jasa psikologi di Amerika Serikat, yang menggunakan
jasa psikologi bagi lapangan-lapangan tertentu adalah : 25% merupakan para
pendidik, 25% ahli psikologi klinis dan konsultan, 16% merupakan para peneliti
psikologi sendiri, sedang yang 34% tersebar pada lapangan atau pakar yang lain.
Di Indonesia psikologi pada umumnya dan psikologi pendidikan
pada khususnya sedang dalam proses perkembangan yang cepat. Pada mata
pelajaran, misalnya di sekolah calon guru (HK, HIK, Hoofd Acted an sebagainya).
Setelah merdeka dan dengan berdirinya Fakultas Psikologi di beberapa
Universitas serta berdirinya FKIP atau IKIP di berbagai kota, maka psikologi
pada umumnya atau psikologi pendidikan khususnya, tidak hanya dipelajari
sebagai mata kuliah, melainkan juga diteliti sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini
memang amat perlu, karena psikologi atau psikologi pendidikan yang didasarkan
penelitiannya pada orang-orang barat belum tentu sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia.
Lingkup Psikologi
Pendidikan
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope) psikologi
pendidikan, maksudnya bertanya tentang apa saja yang dibicarakn oleh psikologi
pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi pendidikan akan diperoleh
jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup yang luas,
sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau
terbatas. Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses
belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan
mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih
sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini
sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang
bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai
lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang
lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan
tetapi pembahasannya cukup mendalam.
3
Jadi, beleh dikatakan
bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup
materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan
membahas hal-hal sebagai berikut
Hereditas dan Lingkungan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu
yang Bersifat Personal dan Sosial
Higiene Mental dan Pendidikan dan
Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan
yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal
buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti buku itu membahas
serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi pendidikan. Maka
untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus mempelajari buku
yang berjudul psikologi pendidikan.
Metode-Metode
Psikologi Pendidikan
Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan yang
ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan adalah cara
yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi
pendidikan, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip
tentang tingkah laku anak didik dalam situasi pendidikan dan yang dapat
membantu pendidikan.
4
Dalam hal-hal
tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga dapat dipergunakan
oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem
pendidikan.
Pada dasarnya metode itu meliputi usaha pengumpulan data,
pengolahan dana penyimpulannya. Berikut ini dibahas beberapa metode yang lazim
dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan titik berat pada metode
pengumpulan data.
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam situasi yang
wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti
dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti
bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak
didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi
dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku
yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melaksanakan observasi
harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan
sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar
teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan catatan tentang tingkah laku. Dengan
upaya mencatat atau merekam tentu dengan mudah kita fahami karena jika hanya
mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka hasilnya mudah dilupakan. Dewasa
ini dengan kemajuan teknologi, observasi itu semakin maju.
b. Metode Experimen dan Tes
Dengan metode experiment dengan sengaja diciptakan situasi
buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan subjek penelitian
tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang=perangsang tentu untuk
mendapatkan reaksi atau response tertentu. Kemudian response itu di analisis untuk
mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua kemlompok subjek,
yaitu kelompok experien dan kelompok control. Mirip metode experiment adalah
metode tes.
5
Metode test dilakukan
dengan memberikan tugas yang dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun
tugas lisan. Perbedaannya dengan experiment,
Experiment akan memperoleh prinsip umum yang berkenan
dengan seluruh subjek, atau akan diperoleh suau genelralisasi, sedangkan tes
akan memperoleh perbedaan sifat=sifat individual setiap subjek,
Pada experiment dapat digunakan tes sebagai alat, sedang
pada tes digunakan item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, dan
tidak mungkin test menggunakan experiment.
Ada
beberapa macam test misalnya test intelegensi, test sikap, test situasi, test
kecepatan reaksi, dan test hasil belajar dan sebagainya.
c. Metode Kuesioner dan Interview
Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete).
Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek
untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan
disimpulkan. Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal
memilih jawaban yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab,
dapat dibedakan atas dua macam, yaitu langsung (direct) dan tak langsung
(indirect). Disebut langsung jika yang harus menjawab adalah subjek itu
sendiri, dan disebut tak langsung jika yang menjawab harus menjawab adalah
orang yang mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu.
d. Metode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan
permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk
dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak
kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
6
e. Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang
terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran
(contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
f. Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci
mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
7
A.KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas di harapkan kita dapat lebih memahami tentang metode psikologi,semoga
informasi ini bisa membantu kita untuk menambah wawasan
B.SARAN
makalah ini memang masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
|
|||
Referensi
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t35-metode-dalam-psikologi
http://www.google.co.id/search?q=METODE+PSIKOLOGI&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a
8
Metode psikologi
Untuk
memenuhi tugas Bahasa indonesia
Disusun Oleh :
DINI SITI
NURAENI
PSIK TINGGKAT 11
semt 3
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
Jl. Brigjen
Darsono 12B By Pass Cirebon
Telp. (0231)
247852.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan TUGAS yang berjudul
“METODE PSIKOLOGI “. tugas ini ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah PSIKOLOGI.
Dalam
penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang di hadapi
penulis, alhamdulillah hambatan dan kesulitan itu penulis atasi berkat
dorongan, bimbingan, dan kerja sama dari semua pihak, karena itu pada
kesempatan ini penulis menyatakan rasa hormat dan menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan tulus hati serta
penuh dengan kesabaran dalam menyelesaikan tugas ini. Ucapan terimakasih
penulis kepada:
1.
Yth. Drs. H. Djumhana Cholil, MM, beliau
selaku Ketua YASRI Cirebon
2.
Yth. M. Sadeli, S.KM, M.Kes, beliau
selaku ketua STIKes Cirebon
3.
Yth Bu. Diana S.Psi beliau selaku Dosen
Mata Kuliah psikologi.
4.
Rekan-rekan PSIK Tk.II STIKes Cirebon
yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doanya.
Kepada
Allah SWT, penulis memohon Taufik dan Hidayah-Nya senantiasa usaha ini dalam
keridhoan-Nya dan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rakan sekalian. Amin Ya Robbal
alamin.
Cirebon,…. Oktober 2011
i
DAFTAR ISI
JUDUL
PENDAHULUAN………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR………………………………………..........................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang…………………………………….............……………………….…..…..1
1.2
Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..…..1
1.3
Tujuan………………………………………………………….…………………………..….…..1
1.4
Manfaat……………………………………………….……………………………………………1
1.5
Metode
Pengumpulan Data………….…………………………………………………..1
BAB II: METODE PSIKOLOGI
2.1
Sejarah
metode psikologi………………………………………………….……..….…1-3
2.2
Lingkup Psikologi Pendidikan…………………………….…….………..….…..…3-4
2.3
Metode-Metode Psikologi Pendidikan ………......................................4-7
BAB III: PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………….…….8
3.2
Saran………………………………………………..................................................8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………..…8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Seperti
telah disebutkan di muka, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi. Karena
psikolgi sebagai ilmu pengetahuan masih muda usianya, maka psikologi pendidikan
sebagai cabangnya lebih-lebih masih muda usianya. Berhubung dengan itu, ia
masih dalam proses perkembangan; di sana sini masih banyak problem yang masih
memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang masih perlu pengembangannya.
\ 1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di
atas,maka penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Sejarah
metode psikologi
·
Lingkup Psikologi Pendidikan
·
Metode-Metode Psikologi Pendidikan
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penyusun tugas ini antara lain :
1.
Untuk memenuhi tugas psikologi
1.4 MANFAAT
Manfaat yang di dapat dari makalah ini adalah :
1.
Mahasiswa dapat menambah
pengetahuannya tentang sejarah metode psikologi
2.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
ruang lingkup metode psikologi
3.
Mahasiswa dapat mengetahui metode
psikologi
1.5 METODE
PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan makalah ini metode
pengumpulan data yang di gunakan adalah,kaji pustaka terhadap bahan-bahan
kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang di angkat dalam masalah ini
yaitu dengan tema wawasan pendidikan keperawatan sebagai referensi juga di
peroleh dari media lain situs WEB internet yang pengkaji mengenai prilaku kesehatan
iii
METODE
PSIKOLOGI
Seperti telah disebutkan di muka, psikologi pendidikan
adalah cabang psikologi. Karena psikolgi sebagai ilmu pengetahuan masih muda
usianya, maka psikologi pendidikan sebagai cabangnya lebih-lebih masih muda usianya.
Berhubung dengan itu, ia masih dalam proses perkembangan; di sana sini masih
banyak problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang
masih perlu pengembangannya. Akan tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu
pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti
yang menyangkut pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak
dahulu kala. Demikianlah misalnya, sampai ada yang mengatakan bahwa saat
timbulnya yang mula-mula tentang psikologi pendidikan dapat diikuti jejaknya
kembali pada Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah
menyusun periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode
dan bentuk pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode
itu. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan pemikiran secar
filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan.
Upaya-upaya yang bersifat semi ilmiah dipelopori oleh para
pendidik, seperti Pestalozzi, Herbart, Frobel dan sebagainya. Mereka itu sering
dikatakan sebagai pendidik yang mempsikologikan pendidikan, yaitu dalam wujud
upaya memperbaharui pendidikan dengan melalui bahan-bahan yang sesuai dengan
tingkat usia, metode yang sesuai dengan bahan yang diajarkan dan sebagainya, dengan
mempertimbangkan tingkat-tingkat usia dan kemampuan anak didik. Pestalozzi
misalnya, dengan upayanya itu kemudian sampai pula pada pola tujuan
pendidikannya, yang disusun dengan “bahasa” psikologi pendidikan; dikatakan
olehnya bahwa tujuan pendidikan adalah tercapainya perkembangan anak yang
serasi mengenai tenaga dan daya-daya jiwa. Adapun Frobel Menyatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian melalui perkembangan sendiri,
akativitas dan kerja sama social dengan semboyan “belajar sambil bekerja”.
1
Herbart bahkan telah
menyusun pola rangkaian cara menyampaikan bahan pelajaran, berturut-turut:
persiapan, penyajian, asosiasi, generalisasi dan aplikasi. Tentu saja sifat dan
luasnya usaha yang mereka hasilkan dan sumbangkan sesuai dengan zamannya, yaitu
bahwa psikologi sebenarnya pada zaman itu belum berdiri sebagai ilmu
pengetahuan yang otonom.
Akhir abat 19 penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi
pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di Eropa Ebbinghaus mempelajari
aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Dengan
penelitiannya itu misalnya terkenallah Kurve Daya Ingatan, yang menggambarkan,
bahwa kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin lama
semakin berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali.
Pada awal abad 20 pemerintah Prancis merasa perlu untuk
mengetahui prestasi belajar para pelajar, yang dirasa semakin menurun.
Pertanyaannya yang ingin dijawap, apakah prestasi belajar itu semata-mata hanya
tergantung pada soal rajin dan malasnya si pelajar, ataukah ada factor kejiwaan
atau mental yang ikut memegang peranan. Maka untuk memecahkan problem itu
ditunjuklah seorang ahli psikologi yang bernama Alfred Binet, Dengan bantuan Theodore
Simon, mereka menyusun sejumlah tugas yang terbentuk dalam sebuah tes baku
untuk mengetahui inteligensi para pelajar. Tes ini kemudian dikenal dengan tes
Inteligensi. Tes inteligensi Binet-Simon ini sangat terkenal, yang kemudian
banyak dipakai di Amerika Serikat, yang di negri itu mengalami revisi
berkali-kali untuk mendapat tingkat kesesuaiannya dengan masyarakat atau
orang-orang Amerika. Di antara para ahli yang mengambil bagian dalam
revisi-revisi itu misalnya : Stern, Terman, Merril dan sebaagainya.
Perlu juga diketahui, bahwa laboratorium ciptaan Wundt di
Leipzig juga tidak hanya melakukan aktivitas penelitian yang bersifat
“psikologi umum”, melainkan juga memegang peranan dalam psikologi pendidikan.
Banyak orang Amerika yang belajar di Leipzig kepada Wundt. Akibatnya setelah
mereka mengembangkan psikologi itu di negaranya, termasuk psikologi pendidikan.
Terkenallah psikologi pendidikan di Amerika misalnya Charles H. Judd, E.L.
Thorndike, B.F. Skinner dan sebagainya. Orang-orang ini sangat besar
pengaruhnya terhadap pendidikan di Amerika Serikat. Terutama E.L. Thorndike,
2
sehingga ia dipandang
sebagai Bapak Psikologi Pendidikan di Amerika Serikat. Menurut seorang pakar
psikiatri dan psikologi Amerika Serikat yang bernama Perry London, yang telah
meneliti tentang penggunaan jasa psikologi di Amerika Serikat, yang menggunakan
jasa psikologi bagi lapangan-lapangan tertentu adalah : 25% merupakan para
pendidik, 25% ahli psikologi klinis dan konsultan, 16% merupakan para peneliti
psikologi sendiri, sedang yang 34% tersebar pada lapangan atau pakar yang lain.
Di Indonesia psikologi pada umumnya dan psikologi pendidikan
pada khususnya sedang dalam proses perkembangan yang cepat. Pada mata
pelajaran, misalnya di sekolah calon guru (HK, HIK, Hoofd Acted an sebagainya).
Setelah merdeka dan dengan berdirinya Fakultas Psikologi di beberapa
Universitas serta berdirinya FKIP atau IKIP di berbagai kota, maka psikologi
pada umumnya atau psikologi pendidikan khususnya, tidak hanya dipelajari
sebagai mata kuliah, melainkan juga diteliti sebagai ilmu pengetahuan. Hal ini
memang amat perlu, karena psikologi atau psikologi pendidikan yang didasarkan
penelitiannya pada orang-orang barat belum tentu sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia.
Lingkup Psikologi
Pendidikan
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope) psikologi
pendidikan, maksudnya bertanya tentang apa saja yang dibicarakn oleh psikologi
pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi pendidikan akan diperoleh
jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup yang luas,
sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau
terbatas. Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses
belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan
mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih
sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini
sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang
bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai
lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang
lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan
tetapi pembahasannya cukup mendalam.
3
Jadi, beleh dikatakan
bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup
materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan
membahas hal-hal sebagai berikut
Hereditas dan Lingkungan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu
yang Bersifat Personal dan Sosial
Higiene Mental dan Pendidikan dan
Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan
yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal
buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti buku itu membahas
serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi pendidikan. Maka
untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus mempelajari buku
yang berjudul psikologi pendidikan.
Metode-Metode
Psikologi Pendidikan
Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan yang
ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan adalah cara
yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi
pendidikan, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip
tentang tingkah laku anak didik dalam situasi pendidikan dan yang dapat
membantu pendidikan.
4
Dalam hal-hal
tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga dapat dipergunakan
oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem
pendidikan.
Pada dasarnya metode itu meliputi usaha pengumpulan data,
pengolahan dana penyimpulannya. Berikut ini dibahas beberapa metode yang lazim
dipergunakan dalam psikologi pendidikan, dengan titik berat pada metode
pengumpulan data.
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam situasi yang
wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti
dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti
bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak
didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi
dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku
yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melaksanakan observasi
harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan
sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar
teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan catatan tentang tingkah laku. Dengan
upaya mencatat atau merekam tentu dengan mudah kita fahami karena jika hanya
mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka hasilnya mudah dilupakan. Dewasa
ini dengan kemajuan teknologi, observasi itu semakin maju.
b. Metode Experimen dan Tes
Dengan metode experiment dengan sengaja diciptakan situasi
buatan. Dalam pendidikan, dan pada situasi itu ditempatkan subjek penelitian
tertentu. Kepada subjek di sampaikan perangsang=perangsang tentu untuk
mendapatkan reaksi atau response tertentu. Kemudian response itu di analisis untuk
mendapatkan kesimpulan tertentu. Pada lazimnya digunakan dua kemlompok subjek,
yaitu kelompok experien dan kelompok control. Mirip metode experiment adalah
metode tes.
5
Metode test dilakukan
dengan memberikan tugas yang dilakukan oleh subjek, baik tugas tertulis maupun
tugas lisan. Perbedaannya dengan experiment,
Experiment akan memperoleh prinsip umum yang berkenan
dengan seluruh subjek, atau akan diperoleh suau genelralisasi, sedangkan tes
akan memperoleh perbedaan sifat=sifat individual setiap subjek,
Pada experiment dapat digunakan tes sebagai alat, sedang
pada tes digunakan item-item atau pola untuk dilakukan oleh para subjek, dan
tidak mungkin test menggunakan experiment.
Ada
beberapa macam test misalnya test intelegensi, test sikap, test situasi, test
kecepatan reaksi, dan test hasil belajar dan sebagainya.
c. Metode Kuesioner dan Interview
Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete).
Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek
untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan
disimpulkan. Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal
memilih jawaban yang tepat untuk setiap item. Ditinjau dari segi penjawab,
dapat dibedakan atas dua macam, yaitu langsung (direct) dan tak langsung
(indirect). Disebut langsung jika yang harus menjawab adalah subjek itu
sendiri, dan disebut tak langsung jika yang menjawab harus menjawab adalah
orang yang mengetahui hal-ikhwalnya subjek itu.
d. Metode Ilmiah
Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan
permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk
dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak
kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
6
e. Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang
terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran
(contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
f. Metode Klinis
Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci
mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.
7
A.KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas di harapkan kita dapat lebih memahami tentang metode psikologi,semoga
informasi ini bisa membantu kita untuk menambah wawasan
B.SARAN
makalah ini memang masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
|
|||
Referensi
http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/t35-metode-dalam-psikologi
http://www.google.co.id/search?q=METODE+PSIKOLOGI&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a
8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar