my picture

my picture
pribadi

Senin, 16 Januari 2012

candida albicans


Candida Albicans
Candida albicans adalah spesies candida yang secara normal ditemukan di mulut,
tenggorokan, usus, dan kulit laki – laki dan perempuan sehat dan sering dijumpai di vagina perempuan asimtomatik. C. albicans adalah spesies penyebab pada lebih dari 80% kasus infeksi kandida pada genitalia. Pertumbuhan berlebihan C. albicans adalah penyebab tersering vaginitis dan vulvoginitis. C. glabrata dan C. tropicalis adalah dua spesies lain yang menyebabkan vulvovaginitis. Sampai 75% perempuan dapat mengalami pa ling tidak satu kali kandiasis vulvovaginal seumur hidup mereka., dan 40% sampai 45% akan mengalamiinfeksi berulang (CDC, 1998). Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di tularkan secara seksual, namun, C. Albicans dapat dibiak dari penis 20% laki – laki pasangan perempuan yang mengidap vulvovaginitis kandida rekuren (Sobel, 1999).
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi penjamu atau flora bakteri local. Faktor predisposisi pada perempuan adalah kehamilan, haid, diabetes milletus, pemakaian kontrsepsi, dan terapi antibiotik. Baju dalam yang ketat, konstriktif, dan sintetik sehingga menimbulkan lingkungan hangat yang lebab untuk klonisasi diperkirakan berperan dalam infeksi rekuren. Pada sebagian perempuan, reaksi hipersentivitas terhadap produk – produk misalnya pencuci vagina (douche), semprotan deodorant, dan kertas toilet berpewangi dan berwarna mungkin ikut berperan minimbulkan klonisasi (Faro, 1997). Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu predisposisi di atas yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan organisme. Pada kedua jenis kelamin, penyakit penekan imun dan obat imunosupresif sangat meningkatkan resiko pertumbuhan berlebihan koloni disemua bagian tubuh yang mangandung kandida. Individu yang mengalami kandidiasis yang persisten dan membandel harus diperiksa untuk kemungkinan infeksi HIV.
Gejala dan Tanda
Pada perempuan, gejala paling mencolok pada vulvovaginitis ragi ini adalah pruritus dan iritasi hebat pada vulva dan vagina. Dapat timbul edema, eritema, dan visura pada vulva, disertai disuria akibat meradangnya jaringan ( disuria eksternal). Sering terdapa secret vagina seperti “keju lembut” atau dadih. Pemeriksaan dalam memperlihatkan vagina yang kering dan plak – plak pituh yang lekat.



Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesis disertai temuan klinis dan pemeriksaan mikroskopik sudah memedai untuk menegakkan diagnosis kandidiasis pada sebagian besar pasien. Pemeriksaan mikroskopis sekret vagina dengan larutan KOH 10% akan emperlihatkan hifa bercabang dan pembentukan tunas (budding) khas kandidiasis. Pemeriksaan ini bersifat diagnostik pada 65 % samapai 85% perempuan simtomatik (Sobel. 1999). Selama infeksi kandida, vagina mempertahankan pH normal 4.0 sampai 4,5. pada perempuan simtomatik, dan pada semua perempuan dengan kandidas rekuren, harus dilakukan biakan vagina apabila hasil pemeriksaan mikroskopik negatif. Namun, hasil biakan yang positif pada perempuan asimtomatik seyogyanya tidak menyebabkan pembarian terapi karena C. Albicans adalah flora komensal di vagina sebagaian besar perempuan.
Terapi
Kandidiasis genital dapat diterpi secara topikal atau oral. Obat golongan azol efektif pada pada 80% sampai 90% pasien yang menyelesaikan terapi. Infeksi rekuren dapat diteapi dengan kombinasi preparat topikal dan oral. Kandidiasis vulvovagina rekuren didefinisikan sebagai empat kali atau lebih infeksi simtomatik dalam satu tahun. Terapi untuk laki – laki pasangan perempuan yang mengidap infeksi rekuren terbukti tidak mengurangi kekambuhan infeksi. Pemberian yogurth oral setiap hari dan hiposentisisasi dwngan preparat –preparat anti gen C. Albicans dilaporkan berhasil pada sebagian pasien perempuan.
Sumber : Sylvia A. Price dkk. 2006. Patofisiologi:konsep klinis proses-proses
penyakit:alih bahasa:Brahm U.Pendit…[et,al.]; editor bahasa Indonesia, Huriawati
Hartanto,..[et.al.]-edisi 6-Jakarta:EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar