Candida Albicans
Candida albicans adalah spesies
candida yang secara normal ditemukan di mulut,
tenggorokan, usus, dan kulit laki –
laki dan perempuan sehat dan sering dijumpai di vagina perempuan asimtomatik.
C. albicans adalah spesies penyebab pada lebih dari 80% kasus infeksi kandida
pada genitalia. Pertumbuhan berlebihan C. albicans adalah penyebab tersering
vaginitis dan vulvoginitis. C. glabrata dan C. tropicalis adalah dua spesies
lain yang menyebabkan vulvovaginitis. Sampai 75% perempuan dapat mengalami pa
ling tidak satu kali kandiasis vulvovaginal seumur hidup mereka., dan 40%
sampai 45% akan mengalamiinfeksi berulang (CDC, 1998). Secara ketat,
kandidiasis tidak dianggap di tularkan secara seksual, namun, C. Albicans dapat
dibiak dari penis 20% laki – laki pasangan perempuan yang mengidap
vulvovaginitis kandida rekuren (Sobel, 1999).
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi penjamu atau flora bakteri local. Faktor predisposisi pada perempuan adalah kehamilan, haid, diabetes milletus, pemakaian kontrsepsi, dan terapi antibiotik. Baju dalam yang ketat, konstriktif, dan sintetik sehingga menimbulkan lingkungan hangat yang lebab untuk klonisasi diperkirakan berperan dalam infeksi rekuren. Pada sebagian perempuan, reaksi hipersentivitas terhadap produk – produk misalnya pencuci vagina (douche), semprotan deodorant, dan kertas toilet berpewangi dan berwarna mungkin ikut berperan minimbulkan klonisasi (Faro, 1997). Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu predisposisi di atas yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan organisme. Pada kedua jenis kelamin, penyakit penekan imun dan obat imunosupresif sangat meningkatkan resiko pertumbuhan berlebihan koloni disemua bagian tubuh yang mangandung kandida. Individu yang mengalami kandidiasis yang persisten dan membandel harus diperiksa untuk kemungkinan infeksi HIV.
Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada resistensi penjamu atau flora bakteri local. Faktor predisposisi pada perempuan adalah kehamilan, haid, diabetes milletus, pemakaian kontrsepsi, dan terapi antibiotik. Baju dalam yang ketat, konstriktif, dan sintetik sehingga menimbulkan lingkungan hangat yang lebab untuk klonisasi diperkirakan berperan dalam infeksi rekuren. Pada sebagian perempuan, reaksi hipersentivitas terhadap produk – produk misalnya pencuci vagina (douche), semprotan deodorant, dan kertas toilet berpewangi dan berwarna mungkin ikut berperan minimbulkan klonisasi (Faro, 1997). Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu predisposisi di atas yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan organisme. Pada kedua jenis kelamin, penyakit penekan imun dan obat imunosupresif sangat meningkatkan resiko pertumbuhan berlebihan koloni disemua bagian tubuh yang mangandung kandida. Individu yang mengalami kandidiasis yang persisten dan membandel harus diperiksa untuk kemungkinan infeksi HIV.
Gejala dan Tanda
Pada perempuan, gejala paling
mencolok pada vulvovaginitis ragi ini adalah pruritus dan iritasi hebat pada
vulva dan vagina. Dapat timbul edema, eritema, dan visura pada vulva, disertai
disuria akibat meradangnya jaringan ( disuria eksternal). Sering terdapa secret
vagina seperti “keju lembut” atau dadih. Pemeriksaan dalam memperlihatkan
vagina yang kering dan plak – plak pituh yang lekat.
Pemeriksaan Diagnostik
Anamnesis
disertai temuan klinis dan pemeriksaan mikroskopik sudah memedai untuk
menegakkan diagnosis kandidiasis pada sebagian besar pasien. Pemeriksaan
mikroskopis sekret vagina dengan larutan KOH 10% akan emperlihatkan hifa bercabang
dan pembentukan tunas (budding) khas kandidiasis. Pemeriksaan ini bersifat
diagnostik pada 65 % samapai 85% perempuan simtomatik (Sobel. 1999). Selama
infeksi kandida, vagina mempertahankan pH normal 4.0 sampai 4,5. pada perempuan
simtomatik, dan pada semua perempuan dengan kandidas rekuren, harus dilakukan
biakan vagina apabila hasil pemeriksaan mikroskopik negatif. Namun, hasil
biakan yang positif pada perempuan asimtomatik seyogyanya tidak menyebabkan
pembarian terapi karena C. Albicans adalah flora komensal di vagina sebagaian
besar perempuan.
Terapi
Kandidiasis genital dapat diterpi
secara topikal atau oral. Obat golongan azol efektif pada pada 80% sampai 90%
pasien yang menyelesaikan terapi. Infeksi rekuren dapat diteapi dengan
kombinasi preparat topikal dan oral. Kandidiasis vulvovagina rekuren
didefinisikan sebagai empat kali atau lebih infeksi simtomatik dalam satu
tahun. Terapi untuk laki – laki pasangan perempuan yang mengidap infeksi
rekuren terbukti tidak mengurangi kekambuhan infeksi. Pemberian yogurth oral
setiap hari dan hiposentisisasi dwngan preparat –preparat anti gen C. Albicans
dilaporkan berhasil pada sebagian pasien perempuan.
Sumber : Sylvia A. Price dkk. 2006.
Patofisiologi:konsep klinis proses-proses
penyakit:alih bahasa:Brahm
U.Pendit…[et,al.]; editor bahasa Indonesia, Huriawati
Hartanto,..[et.al.]-edisi
6-Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar