Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang
sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku.
Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
(Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997)
2.2
Paradigma
Keperawatan
Perawatan
merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang
memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan
berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama
dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat
perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi dan
tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat
harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko,
sosial, spiritual dan cultural.
Paradigma
memiliki fungsi antara lain :
1.
Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan
organisasi profesi.
2.
Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.
Dalam
keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori – teori
keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi :
manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.
1.
Konsep Manusia
Manusia adalah
makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan,
1992).
Manusia adalah
sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan
eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya
(homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia
memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep
manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka,
sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.
Sebagai sistem
terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik
lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan
lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif.
Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping
yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk
merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif .
Manusia atau
klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang
menerima asuhan keperawatan.
Peran perawat
pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien.
Peran perawat
dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi
asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan
keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah
kesehatan.
Dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat – sifat
keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi
masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap,
nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda – beda.
Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang .
Pelayanan
kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum
dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).
2.
Konsep
Keperawatan
Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan
keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki
falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini,
pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu
Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan
kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik
dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada
klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan
bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia,
warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
3.
Kosep kesehatan
Sehat adalah
suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan –
perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan keadaan
kesehatannya. Adapun faktor
lingkungan internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual
dan spiritual dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah
faktor – faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan
antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran
yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat
sakit. Rentang sehat
sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan
seseorang. Tingkat sehat
seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung
pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan
sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara
dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak
kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila
status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat
(wellness area).
4.
Konsep
Lingkungan
Lingkungan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk
didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi
dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya
dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a.
Lingkungan dalam terdiri dari:
- Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
- Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan
pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
-.Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan
luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan
dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat
membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk
meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan
dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih
maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
2.3
Hubungan
Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan
merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu
kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat
dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan
lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi
maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar