2.1 Pengertian
dan sejarah timbulnya bangsa
Menurut
antropologi, pengertian bangsa adalah pengelompokan manusia yang keterikatannya
dikarenakan adanya kesamaan fisik, bahasa, dan keyakinan. Jika ditinjau secara
politis, bangsa adalah pengelompokan manusia yang keterikatannya dikarenakan
adanya kesamaan nasib dan tujuan. Di samping itu, ada pula pendapat yang
mengatakan bahwa bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal
keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa bangsa adalah kumpulan manusia yang
biasanya terikat karena kesatuan bahasa serta wilayah tertentu di muka bumi.
Sejarah
timbulnya bangsa-bangsa di dunia berawal dari benua Eropa. Pada akhir abad XIX,
di benua Eropa timbul berbagai gerakan kebangsaan. Gerakan tersebut
mengakibatkan kerajaan-kerajaan besar di Eropa seperti Kerajaan
Austria-Hongaria, Turki, dan Prancis terpecah menjadi negara-negara kecil.
Banyaknya gerakan kebangsaan di Eropa saat itu dan keberhasilan mereka menjadi
bangsa yang merdeka, mempunyai pengaruh yang besar pada kehidupan wilayah lain.
Di Asia, banyak negara jajahan memberontak untuk memerdekakan diri dari
kekangan penjajahnya.
Ernest
Renan menyatakan bahwa bangsa adalah kesatuan solidaritas yang terdiri dari
orang-orang yang saling merasa setia satu sama lain. Bangsa adalah suatu jiwa,
suatu asas spiritual, suatu kesatuan solidaritas yang besar yang tercipta oleh
suatu perasaan pengorbanan yang telah dibuat di masa lampau dan oleh
orang-orang yang bersedia berbuat untuk masa depan. Bangsa memiliki masa
lampau, tetapi ia melanjutkan diri pada masa kini, melalui suatu kenyataan yang
jelas, yaitu kesepakatan dan keinginan yang dikemukakan dengan nyata untuk
terus hidup bersama . Oleh karena itu, suatu bangsa tidak bergantung pada persamaan
asal ras, suku bangsa, agama, bahasa, geografi, atau hal-hal lain yang sejenis.
Akan tetapi, kehadiran suatu bangsa seolah-olah merupakan suatu kesepakatan
bersama yang terjadi setiap hari (Bachtiar, 1987: 23).